Sumber Foto: www.pexels.com/Jhon-Mark Smith |
Islam
mengajarkan umatnya agar selalu beribadah, baik saat berdiri, duduk, dan
berbaring. Istirahat atau tidur bukan alasan bagi muslim sejati untuk lalai
dari Allah. Karena waktu itu tidak ada gantinya.
Imam
Al-Ghazali menulis tips agar tidurmu berkualitas dan berpahala. Tips ini
beliau tulisa dalam kitab mungil yang berjudul, “Bidayah Al-Hidayah”. Kitab ini
sangat cocok bagi siapa pun yang ingin hijrah.
Tips
agar tidurmu berkualitas dan berpahala
sebagaimana beritut:
1. Tidur menghadap
kiblat dan tidur pada badan sisi kanan
Jika
engkau ingin tidur, hamparlah tikarmu (menjadikan tempat tidur) menghadap
kiblat. Tidurlah pada sisi kananmu seperti seorang mayyit berbaring di liang
lahad.
2. Tidur itu tidak
ubahnya mati
Ketahuilah
bahwa sesungguhnya tidur itu seperti mati. Maka bersiap-siaplah untuk bertemu
dengan-Nya (Allah).
Hal
itu bisa dengan tidur dalam keadaan suci, menulis wasiat dan diletakkan di
bawah kepala, tidur dalam keadaan bertaubat dari dosa, memohon ampun serta
bertekad untuk tidak mengulangi dosa itu.
Begitu
juga, bertekadlah engkau akan berbuat kebaikan untuk semua orang-orang Islam
jika Allah memberi kesempatan untuk bangun lagi.
Juga
ingatlah, engkau akan berbaring di liang lahad hanya seorang diri. Tidak satu
pun yang membersamaimu kecuali amalmu dan tidak mendapatkan balasan kecuali
sesuai perilakumu.
3. Jangan habiskan
hidup ini hanya dengan tidur
Kamu
jangan memaksa agar kamu tertidur dengan membentangkan tempat tidur yang
nyaman. Karena tidur itu menghabiskan waktu, kecuali jika terjagamu malah
membuat dosa, maka tidur akan menyelamatkan agamamu.
Ketahuliah,
sehari semalam itu hnya 24 jam. Maka jangan sampai tidurmu dalam sehari semalam
lebih dari 8 jam. Jika umurmu 60 tahun dan kamu tidur sebanyak 8 jam, kamu
menyiakan-nyiakan umurmu hanya 2o tahun. 20 tahun itu 1/3 umurmu.
4. Bertekad untuk
bangun sebelum subuh
Sebelum
tidur, siapkan siwak dan alat sesucimu (untuk digunakan bersiwak dan bersuci
saat mau tidur dan ketika bangun dari tidur). Dan bertekad bangun malam untuk
shalat malam atau bertekad bangun sebelum subuh.
(Karena)
dua rakaat di tengah malam adalah lumbung kebaikan. Maka perbanyaklah lumbungmu
untuk bekal nanti saat kau butuh (akhirat). Karena lumbung dunia tidak akan
bermenfaat saat kau mati.
5. Berdoa sebelum
tidur
Dan
ketika hendak tidur, ucapkanlah doa di bawah ini:
بِاسْمِكَ رَبِّيْ وَضَعْتُ جَنْبِيْ وَبِاسْمِكَ أَرْفَعُهُ، فَاغْفِرْ
لِيْ ذَنْبِيْ؛ اَللَّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تُبْعَثُ عِبَادُكَ، اَللَّهُمَّ
بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوْتُ؛ أَعُوْذُ بِكَ اَللَّهُمَّ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ شَرٍّ،
وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا، إِنَّ رَبِّيْ عَلَى صِرَاطٍ
مُسْتَقِيْمٍ؛ اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ
الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ،
وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنِّيْ الدَّيْنَ، وَأَغْنِنِيْ
مِنَ الْفَقْرِ؛ اَللَّهُمَّ أَنْتَ خَلَقْتَ نَفْسِيْ وَأَنْتَ تَتَوَفَّاهَا، لَكَ
مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا، إِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْ لَهَا، وَإِنْ أَحْيَيْتَهَا
فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادُكَ الصَّالِحِيْنَ؛ اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ؛ اَللَّهُمَّ
أَيْقِظْنِيْ فِيْ أَحَبِّ السَّاعَاتِ إِلَيْكَ، وَاسْتَعْمِلْنِيْ بِأَحَبِّ الْاَعْمَالِ
إِلَيْكَ، لِتُقَرِّبَنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى، وَتُبْعِدَنِيْ عَنْ سُخْطِكَ بُعْدًا،
أَسْأَلُكَ فَتُعْطِيْنِيْ، وَأَسْتَغْفِرُكَ فَتَغْفِرُ لِيْ، ، وَأَدْعُوْكَ فَتَسْتَجِيْبُ
لِيْ.
6. Terus bedzikir
sampai tertidur
Membaca Ayat Kursi, Amanar rosulu sampai
akhir surat, surat Al-Ikhlas, Qul A’udzubirabbil Falaq, Qul A’udzubirabbin-nas,
Surat Al-Mulk, lalu kamu mulai tidur dan kamu tetap berdzikir dan suci dair
hadas sampai kamu tertidur.
Jika engkau melakukan tips agar tidurmu
berkualitas dan berpahala ini, maka ruhmu akan naik ke Aresy dan engkau
tertulis sebagai orang yang sedang shalat sampai engkau terbangun.
7. Ketika bangun tidur, langsung berdzikir bukan lihat HP
Berusahalah bangun sebelum subuh. Dan
jadikanlah dzikir kepada Allah adalah kalimat pertama yang terbesit dalam
hatimu dan terucap oleh lisanmu.
Maka berdoalah dengan doa bangun tidur
seperti yang ditulis Imam Al-Ghazali berikut ini:
اَلْحَمْدُلِلَهِ الَذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ
النُّشُوْرِ، أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ المُلْكُ لِلَّهِ، وَالْعُظْمَةُ وَالسُّلْطَانُ
لِلَّهِ، وَالْعِزَّةُ وَالْقُدْرَةُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالمِيْنَ، أَصْبَحْنَا عَلَى
فِطْرَةِ الْاِسْلَامِ، وَعَلَى كَلِمَةِ الْاِخْلَاصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِّيِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ
حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ؛ اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا،
وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ؛ اَللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَبْعَثَنَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ إِلَى كُلِّ خَيْرٍ، وَنَعُوْذُ
بِكَ أَنْ نَجْتَرِحَ فِيْهِ سُوْءًا أَوْ نَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ، أَوْ يَجُرُّهُ
أَحَدٌ إِلَيْنَا؛ نَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَافِيْهِ وَنَعُوْذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا فِيْهِ.
8. Hal yang baik itu
memang pahit
Istikamahlah
menjalankan tips agar tidurmu berkualitas dan berpahala ini sepanjang
hidupmu. Jika kamu berat melakukannya, cobalah bersabar. Seperti orang yang
sakit bersabar meminum obat meski pahit, karena dia ingin sembuh.
Berpikirlah
betapa pendek umurmu. Jika kau hidup misalnya 100 tahun, maka hal itu sangat
sedikit dibandingkan tempat tinggalmu kelak di akhirat. Karena akhirat itu
selamanya.
Coba
kamu renungkan, bukankah mencari uang selama satu bulan atau satu tahun dengan
harapan engkau dapat beristirahat (bersenang-senang) selama 20 tahun itu sangat
berat? Tapi kamu lakukan itu.
Lalu,
bagaimana bisa kamu tidak mau melakukan tips agar tidurmu berkualitas dan
berpahala ini di hari-hari yang sedikit demi kenyamanan yang selamanya?
9. Mungkin saja kamu
mati malam ini
Kamu
jangan memiliki angan-angan yang panjang. Hal itu membuatmu berat beramal.
Padahal kematian sudah dekat.
Katakanlah
dalam sanubarimu, “Sungguh, aku rela malakukan semua hal yang berat-berat ini
(cara tidur di atas) sekarang, karena bisa jadi aku mati malam ini. Aku
bersabar pada malam ini karena bisa jadi aku mati besok.”
Karena
kematian tidak datang pada waktu dan situasi tertentu. Kematian bisa datang
kapan saja. Karenanya, bersiap-siap untuk kematian lebih utama daripada
menyiapkan dunia.
Engkau
tahu sendiri, engkau berada di dunia hanya sementara. Bisa jadi ajalmu tinggal
satu haru, atau tinggal satu hembusan nafas saja.
Baca juga: : Tangan di Atas Lebih Baik dari Tangan di Bawah
Teruslah
hal ini dengungkan dalam hatimu setiap hari. Paksa dirimu untuk bersabar
menjalankan taat kepada Allah hari demi hari.
Sesungguhnya,
jika engkau mengira-ngirakan engkau akan hidup 50 tahun lagi, lalu kamu memaksa
dirimu untuk bersabar dalam ketaatan kepada Allah, dirimu akan lari dan
bermaksiat (melawan)mu.
10. Ingin bahagia atau
nestapa saat kematian tiba?
Jika
kamu melakukan tips agar tidurmu berkualitas dan berpahala di atas, ketika meninggal engkau akan bahagia
selama-lamanya.
Namun
jika kamu menunda-nunda dan meremehkannya, mati akan menghampirimu pada waktu
yang tak pernah kau kira. Engkau pun akan merugi selama-lamanya.
Baca juga: Bikin Baper, 10 Potret Keromantisan Rasulullah Bersama Istri Tercinta
Ketika
pagi menjelang, bahagialah mereka-mereka yang terus berjalan (Maksudnya: orang
yang beribadah pada malam hari, maka berbahagilah ketika pagi).
Ketika
kematian datang, datanglah kepadamu kabar yang sesungguhnya (kabar gembira jika
kau taat, kabar nestapa jika tidak taat). Engkau akan mengatahuinya semua kabar
itu setelah ajalmu tiba.
Itulah
tips agar tidurmu berkualitas dan berpahala. Dalam kitab
bidayahnya, Imam Al-Ghazali memberi judul tulisan ini dengan “Adab an-Naum”.
Tetakrama tidur.
Semoga
kita bisa mengamalkannya. Jika tidak semua, semoga sebagian saja. Ma La Yudroku
Kulluh La Yutroku Kulluh. Apa yang tidak bisa dilakukan semua, jangan
tinggalkan semua.
Baca juga: Waw, Inilah 5 Keutamaan Mengucapkan Kalimat Tauhid
*Diterjemahkan dari kitab
Bidayah Al-Hidayah, karya Imam Al-Ghazali
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda....!