Doc. Peribadi/Saif |
Forum Pecinta Gus Dur
menyelenggarakan Halaqah Ekonomi dengan tema “Membedah Konsep Ekonomi Gus Dur”,
Rabu (16/01). Acara tersebut bertempat di Hotel Namira, Jl. Raya Wisma Pagesangan Surabaya.
Hadir sebagai pembicara
adalah DR. Rizal Ramli, Ekonomo Indonesia dan Mentri Koordinator Bidang Ekonomi
Keuangan dan Industri di era Gus Dur.
Pembicara yang kedua adalah KH. Mahmud Ali Zain, Ekonom Pesantren.
Lalu apa saja yang dibahas
oleh Bapak Rizal Ramli dan KH. Mahmud Ali Zain dalam acara tersebut?
1. Teringat canda dan ide Gus Dur yang berani
Bapak Rizal Ramli membuka
pemaparannya dengan mengenang Gus Dur. Terlebih dalam masalah canda dan ide-ide
Gus Dur yang luar biasa.
“Saya kalau lihat foto Gus
Dur seperti di Banner itu, saya teringat canda dan ide Gus Dur yang
berani,” kata Pak Rizal.
2. Gus Dur itu ingin petani senang
Konsep Gus Dur sebenarnya
tidak muluk-muluk. Beliau ingin petani senang. Perut mereka kenyang. Itu saja.
Tidak mengherankan jika Gus Dur tidak mau impor beras. Karena negara tidak
butuh impor. Hasil panen petani masih cukup untuk kebutuhan negara.
“Rizal… Kamu bikin petani
senneng!” begitulah perintah Gus Dur sebagaimana diceritakan
Pak Rizal Ramli. Waktu itu, Pak Rizal menjabat sebagai ketua Bulog.
Pak Rizal juga memberi
kertikan kepada pemerintah sekarang yang suka impor. Apa lagi impornya waktu
musim panen. Karena hal itu menyengsarakan petani. Harga menjadi anjlok. Mereka
banyak yang menangis.
“Kok tego impor waktu musim
panen. Kalau mau impor kenapa tidak nunggu dulu?” kata Pak Rizal.
3. Kebijakan ekonomi Gus Dur berpihak kepada rakyat
Semua kebijakan Gus Dur
pasti bermuara pada satu titik, yaitu untuk rakyat. Contohnya banyak sekali.
Misalnya gaji pegawai negeri dinaikkan. Ketika gaji naik, maka gaji itu dibuat
untuk berbelanja. Akhirnya ekonomi rakyat berputar.
Juga, ketika harga beras di
Surabaya naik. Setelah diselidiki ternyata penyebabnya karena pengusaha besar
menimbun beras. Beras menjadi langka dan harga pun naik. Solusi dari pemerintah
Gus Dur adalah membanjiri pasar dengan besar dari pemerintah. Harga beras pun stabil
kembali.
4. KH. Mahmud Ali Zain mendirikan koperasi kerakyatan yang
menginginkan terwujudnya Indonesia Sejahtera
Pembicara yang kedua adalah
KH. Mahmud Ali Zain, Ketua Pengurus Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah
(KSPPS) BMT UGT Sidogiri. Pertama-tama beliau menceritakan latar belakang
berdirinya (KSPPS) BMT UGT Sidogiri. Pada
tahun 1970-an, masyarakat Pasuruan terjerat sistem ekonomi ribawi. Beliau dan
kawan-kawan berpikir bagaimana sekiranya bisa membantu masyarakat keluar dari
masalah itu.
Kemudia beliau dan
kawan-kawan mendirikan KSPPS BMT UGT Sidogiri yang berbasis syariah dengan
modal 13.500.000 rupiah. Alhamdulillah, koperasi itu berjalan dan saat ini
sudah menjadi koperasi nasional. Tercatat BMT UGT Sidogiri sudah memiliki 200
cabang dan 10 PT. di seluruh Indonesia.
“Kami bukanlah yang
terbaik, tapi kami selalu berani untuk lebih baik dengan bekarja keras, bekerja
cerdas, bekerja ikhlas, menuju terwujudnya Indonesia yang baldatun
toyyibatun wa rabbun ghafur,” kata beliau menutup pembicaraan.
5. Mendirikan Koperasi Agro Sidogiri untuk menyejahterakan
petani
Senafas dengan konsep
ekonomi Gus Dur yang ingin petani senang, BMT UGT Sidogiri juga mendirikan
koperasi yang bergerak di bidang pertanian. Koperasi itu diberi nama “Koperasi
Agro Sidogiri”.
“Seperti yang diceritakan
Pak Rizal tadi, selama ini petani itu kalau mau beli mahal, tapi kalau menjual
murah. Maka kami ingin petani kalau beli tidak mahal, kalau jual wajar. Kami
akhirnya mendirikan Koperasi Agro Sidogiri,” ungkap beliau.
Itulah beberapa hal yang dibahas
dalam acara Halaqah Ekonomi yang diselenggarakan oleh Forum Pecinta Gus Dur. Sebelum
acara ditutup, Bapak Rizal Ramli berstutman, KSPPS BMT UGT Sidogiri ini perlu
dicontoh oleh koperasi-koperasi Indonesia agar mereka menjadi besar.
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda....!