Setiap laki-laki pasti
menginginkan istri yang menentramkan hati. Sejuk saat dia mendengar tutur
katanya, tentram saat dia bersamanya dan tersenyum saat dia melihatnya.
Tak heran, di media social
seperti Facebook dan sebagainya, kita sering mendapati status tentang harapan
itu.
Diantra status yang sering
di-update seperti demikan, “Ya Allah… jika aku orang saleh,
berilah aku istri yang salehah. Jika aku tidak saleh, berilah aku istri salehah
yang akan memperbaikiku.” Ini bukti bahwa kita semua (yang belum kawin lo,
hehehe) mengharapkan istri salehah.
Kalau dipikir lagi,
permintaan seperti status di atas sangat menggelikan dan egois. Bukankah wanita
juga ingin suami yang saleh? Jika demikian, kalau suaminya tidak saleh,
bagaimana perasaannya? Sedih kan?
Sebenarnya, berdo’a seperti
status di atas tidak masalah. Do’a pasti dikebulkan. Meski caranya berbeda.
Namun, kita juga harus berkaca diri. Diterima tidak kalau kita melamar wanita
salehah?
Tentu, ketika ada orang yang melamar, wanita salehah tidak akan
langsung mengangguk. Dia pasti berpikir dulu. Kalau perlu dia istikharah dulu.
Baik tidak.
Nah, kalau kita tidak
saleh, ridakah Allah menyandingkan dia dengan kita? Maukah wanita salehah itu
menerima kita?
Kalau kita memang bertekad
untuk mendapatkan istri salehah, mungkin ada baiknya kita merenungi dawuh Mas
d. Nawawi Sa’dullah Sidogiri, Pasuruan . Beliau pernah dawuh kurang
lebih begini, “Tirakat terampuh untuk mendapatkan istri salehah dan anak yang
saleh adalah menjaga diri mulai dari sekarang.”
Jadi, jika kita
menginginkan istri salehah, jadilah orang saleh. Berlatihlah mulai sekarang.
Kalau kita saleh, baru akan mendapat istri salehah.
Selain itu, Allah swt. Juga
berfirman dalam al-Qur’an,
“Wanita-wanita yang keji
adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)”
(QS. An-Nur: 26).
Menafsiri ayat tersebut,
Imam Ibnu Zaid mengatakan yang dikutpi oleh Imam Sayyid Thonthowi dalam
kitabnya, al-Washit, bahwa wanita yang tidak baik untuk laki-laki
yang tidak baik. Laki-laki yang tidak baik untuk wanita yang tidak baik.
Wanita yang baik untuk
laki-laki yang baik. Laki-laki yang baik untuk wainta yang baik.
Walhasil, Ibdak bi Nafsik. Mulialah dari dirimu sendiri. Berusahalah untuk menjadi orang
yang saleh mulai sekarang. Jika kamu memang menginginkan istri yang salehah,
tirakatalah. Tirakatalah dengan menjaga dirimu.
Tirakatlah dengan
memelihara kesucianmu. Berusahalah, istrimu adalah wanita pertama yang
merasakan sentuhan tanganmu.
Baca juga: Setelah “QOBILTU”, Baru “I LOVE U”
Maka, insyaallah,
wanita-wanita salehah akan tersenyum saat kau melamarnya. Dan kelak, saat
anakmu lahir, anakmu juga akan meneruskan kesalehanmu. Sebab, kau telah
mentirakatinya. Sekali lagi, jadilah orang saleh…!
Baca juga: Dimanakah "Dilan" yang Lahir dari Al-Quran ?
For My Self………….. semuga
kita semua bisa menjadi orang saleh…… Amin…
Wanita juga harus menjadi
wanita salehah dulu kalau ingin suami saleh…..
Semuga bermenfaat…….
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda....!