Dimanakah "Dilan" yang Lahir dari Al-Quran ?

Awalnya saya tidak faham ketika salah satu teman membicarakan seorang “Dilan”. Dan saya memang tidak tertarik untuk faham. Dalam pikiran saya, mungkin “Dilan” itu seperti sosok “Fahri” dalam Ayat-Ayat Cinta.

“Dilan” kemudian sering nongkrong di timeline medsos saya. Ada apa sih dengan “Dilan”? dalam hati. Malah, di channel youtube saya, ada komen “request Dilan 1990 min”. Komen itu ada di video resensi buku. Artinya, orang ini minta buku “Dilan” untuk diresensi.


Nah, mulai itulah saya ingin tahu Dilan. Seperti apa sih si Dilan. Ada teman yang katanya punya novelnya, saya minta. Tapi masih belum saya abaca. Hehe. Saya browsing di Youtube film mengenai Dilan. Oh, ternyata Dilan itu seperti itu toh. Pemeran Dilan ternyata Iqbaal Ramadhan.

Satu saja sih yang bisa saya ambil pelajaran. Masa lalu bisa di-boomingkan di masa kini. Dilan yang masanya beberapa tahun silam, ternyata masih asyik di hadirkan pada era generasi “Y” ini.
Mungkin, dalam tulisan tentang Dilan ini, bisa kita hadirkan dawuh-nya Sayyidina Ali. Beliau pernah berkata,

إنما هو خط مسطور بين دفتين، وإنما يتكلم به الرجال

Artinya: Al-Quran itu hanya tulisan yang ditulis di halaman kertas. Al-Quran bisa berbicara jika orang-orang berbicara menggunakan Al-Quran.

Dilan hanya cerita fiksi di masa lalu. Dilan jadi booming dan banyak dibicarakan karena ada orang yang mengangkatnya kembali ke permukaan.

Tapi ternyata, jarang umat Islam yang mencoba merenungi kata hikmah Sayyidina Ali di atas. Buktinya, cerita-cerita dalam Al-Quran atau pun dalam kitab-kitab klasik, tak ada yang menjadi “Dilan” tuh ? Iya kan ? Ada sih sebagian, seperti “Fahri” itu ya.

Kisah Nabi Yusuf yang menjaga kesucian diri tidak menjadi seperti kisah Dilan. Kisah Luqman Hakim yang sangat menyayangi anaknya dan selalu memberi nasihat kepadanya tidak menjadi seperti kisahnya Dilan. Dan seterusnya.

Umat Islam kalah kreatif deh. Dakwahnya kurang di-refresh.

Semoga, muncul kisah “Dilan” yang terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran. Al-Quran memiliki banyak teladan. Tapi Al-Quran hanya tulisan. Al-Quran membutuhkan orang untuk menjadikannya seperti Dilan.

Semoga !

Sumber foto: kapanlagi.com

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda....!

Previous Post Next Post