Pentingnya Pendidikan Politik di Masjid



Baru-baru ini Islam Nusantra kembali mengemuka. Banyak lagi orang yang memperbincangkannya. Ada yang pro, ada yang kontra. Yang Pro menjelaskan hakikat Islam Nusantar, yang kontra memojokkannya. Seakan pembahasan masalah ini tak kunjung kelar.

Memang, sejak awal kemunculannya, Islam Nusantara sudah pro-kontra. Diantara para kiai yang sama-sama NU pun saling adu argumen. Tulisan-tulisan yang menyerang bermunculan, yang membela tak kalah bersebaran.


Sepertinya, kala itu Islam Nusantara tidak memiliki bangunan konsep yang utuh. Setiap orang memiliki persepektif dan penafsiran sendiri. Polemik Islam Nusantara di kalangan NU baru selesai setelah Bahstul Masail di Malang.

Lalu apa yang dimaksud dengan Islam Nusantara dengan arti sebenarnya ?

Islam Nusantara bukan madzhab baru, apa lagi agama baru. Islam Nusantara sama dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah saw.. Yang membedakan hanya ‘wajah’nya saja. Islam Nusantara memiliki cirikhas keindonesiaan. Karena Islam di Nusantara menyatu dengan budaya Indonesia.

Islam Nusantara juga bukan Islam yang keras, tapi Islam yang santun, ramah, dan lentur. Pokoknya Islam rahmatan lil alamin. Sama dengan yang dibawa Rasulullah. Sama dengan yang diperjuangkan orang-orang Arab setelah Rasulullah. Islam Nusantara bukan Liberal, Syiah, dan Wahabi. Islam Nusantara adalah nama lain dari Islam Ahlussunah Wal Jamaah An-Nahdiyah.

Akan tetapi, dalam perjalanannya, Islam Nusantara sering digaungkan tidak sesuai dengan arti yang sebenarnya. Ditambah lagi dengan dikotomi dan kesombongan. Sering tokoh NU mengatakan, Islam Nusantara adalah Islam sejati, yang lain bukan.

Kadang, disamping mengelu-elukan Islam Nusantara, juga dibumbui menjelek-jelekkan Islam Arab. Islam Arab itu teroris, Islam Nusantara bukan. Islam itu keras, Islam Nusantara bukan. Islam Arab itu penjajah, Islam Nusantara bukan.

Kadang timbul pertanyaan, emang Islam yang lain kemana ? Kok gak pernah disebut ?

Kadang, atas nama Islam Nusantara, syariat Islam diserang. Memakai gamis putih yang dalam Islam disunahkan itu ‘dihina’. Menutupi aurat kadang juga dikomentari dengan sinis. Itu budaya Arab, bukan Islam Nusantara.

Maka tak heran, orang awam seperti penulis menganggap Islam Nusantara adalah wajah baru dari Islam Liberal yang gak laku.

Ada Cerita Lucu Tentang Islam Nusantara Neh !

Ada cerita menarik tentang Islam Nusantara. Pernah suatu ketika, ada dosen bercerita. Dosen saya ini mengajar di salah perguran tinggi pesantren di Jawa Timur. Suatu ketika, pesantren itu ingin membuka perguruan tinggi jurusan Hadis. Semua perlengkapan disiapkan.

Sebagaimana yang kita ketahui, pesantren sangat akrab dengan kitab kuning. Karenanya, kurikulum jurusan hadis yang akan dibuka juga berkurikulum kitab kuning. Nggak ada yang kitab Nusantara.

Ketika diajukan ke pihak pemerintah, banyak hal yang harus dirubah. Diantaranya pakaian. Pakaian tidak boleh memakai gamis, tapi memakai celana. Seperti kampus pada umumnya. Kurikulum tidak boleh yang arab-arab, harus memakai yang berbahasa Nusantara. Alasannya ? Karena kita ini Islam Nusantara.

Lucu kan ? lucu sekali. Kalau ingin tabayyun mengenai cerita di atas, monggo. Saya siap mengantar ke dosen saya itu.

Kalau kita bandingkan, Islam Nusantara dan Islam Arab lebih baik mana ?

Islam Nusantara-is yang benar tidak mungkin membanding-bandingkan Islam yang ada di Nusantara dan Islam yang di luar Nusantara. Karena Islam itu sejatinya satu.

Tapi perlu bagi kita untuk merenung, betapa Islam Arab banyak memiliki kelebihan. Kalau tidak percaya, coba kita tanya kepada diri kita sendiri, kira-kira lebih banyak mana ulama yang menjadi rujukan internasional, ulama Nusantara apa ulama Arab ? Gak usah jauh-jauh ke masa lalu, di masa sekarang saja.

Tulisan ini bukan untuk membanding-bandingkan antar ulama. Ulama semuanya pasti memilki derajat mulia di sisi Allah Ta’ala. Tapi, agar kita sadar, Islam Nusantara dan Islam Arab tidak perlu dibenturkan. Tidak perlu memuji yang satu, dan menghina yang lain.

Lagi, Islam Arab itu berjaya dan berada di atas kemajuan luar biasa selama berabad-abad. Bahkan, kemajuan barat sekarang ini tidak terlepas dari Islam Arab. Lalu Islam Nusantara ?

Mengai hal ini, penulis akan mengutip pendapat Thomas Walker Arnold, sejarawan Inggris. Thomas menulis dalam bukunya, al-Dakwah Ila al-Islam (Terjemahan versi bahasa Arab),

“Sungguh, orang-orang Islam Arab yang menang (perang) itu telah memperlakukan orang-orang nasrani dengan toleransi yang begitu besar sejak abad pertama. Toleransi itu berlanjut sampai abad-abad berikutnya.

Kita bisa memahami dengan benar bahwa orang-orang Kristen yang masuk Islam itu atas pilihan dan keinginan mereka sendiri. Buktinya, orang Arab yang beragama Kristen pada saat ini yang hidup di tengah-tengah umat Islam adalah bukti nyata atas semua toleransi itu.”

Beigutlah komentar sejarawan Inggris mengenai orang-orang Islam Arab. Mereka itu berabad-abad ada di atas angin. Mereka maju luar biasa. Mungkin kala itu nenek moyang kita masih sibuk dengan keris. Meski maju luar biasa, ada ‘toleransi besar’ dari Islam orang Arab untuk non-muslim.

Lalu bagaimana dong ? Pilih Islam Nusantara apa Islam Arab ?

Tidak bagaimana-bagaimanalah. Islam (di) Arab dulu memang pernah jaya. Tapi sekarang mereka dilanda perang, bahkan antar saudara. Islam di (Nusantara) Alhamdulillah aman dan tentram.

Islam di Arab memiliki kelebihan dan kekurangan. Islam di Nusantara memiliki kelebihan dan kekurangan. Islam di belahan lain juga begitu. Semuanya seperti satu bangunan yang saling melengkapi dan saling membutuhkan.

Orang Islam di belahan dunia, Arabkah, Nusantarakah, Austrliakah, dan yang lainnya tidak ada yang lebih utama. Yang membuat diri ini mulia hanya takwa di dada. Kata Rasulullah,

“Hai manusia, sesungguhnya Tuhan kalian satu, ayah kalian satu. Ingatlah, tidaklah orang Arab lebih mulia dari pada orang ajam (non-Arab), tidaklah non-Arab lebih mulia dari orang Arab, tidaklah yang hitam lebih mulia dari orang yang berkulit merah, tidaklah orang yang berkulit merah lebih mulia dari yang berkulit hitam kecuali dengan takwa………..  (HR. Imam Baihaqi)

Jangan lupa, selalu berdoa untuk saudara-saudara kita di Arab sana yang terkena musibah perang. Go Islam Nusantara Mendoakan Islam Arab ! ^-^

Sumber Foto: http://pepnews.com


Post a Comment

Tinggalkan komentar anda....!

Previous Post Next Post