Kalau Ingin Menjadi Pengarang, Pergilah ke Negeri Orang !


Sumber foto: http://lazuardi.id/2017/03/15/mengais-rejeki-lewat-menulis-mau/

Seringkali kita ingin menulis, tapi tidak jadi. Kita sudah duduk tenang, laptop di hadapan, tangan sudah siap menari-nari di atas keybord, tapi tidak bisa melahirkan tulisan. Ya, penyebabnya kita tidak punya ide. Kita tidak punya inspirasi yang membentuk narasi.

Memang, dalam dunia tulis-menulis, ide itu sangat penting. Tanpa ide tak mungkin kita bisa berkarya. Maka tak heran, jika tulisan-tulisan tentang “ Mencari Ide” masih menjadi tema yang ‘seksi’. Selalu hangat dan tak pernah basi.

Ide itu bagai jalangkung. Maksudnya ? Datang tiba-tiba dan kalau ingin pergi tak pernah cerita. Mencari ide itu gampang-gampang sulit. Kalau diburu kadang malah nggak datang-datang. Kalau tak diburu kadang menawarkan. Ya begitulah yang saya rasakan.

Pasti ingin tahu kan bagaimana cara memburu ide ? Insyaallah, artikel mungil ini bisa menjadi jawaban.

Baca Juga Berkarya agar Hidup Spepanjang Masa


Menurut pengalaman dan buku bacaan penulis, setidaknya ada dua hal agar kita mendapatkan ide. Pertama, membaca. Siapa saja pasti mengatakan, membaca itu sangat penting bagi orang yang ingin menulis. Membaca itu mengisi otak dan menulis mengeluarkan isi otak. Jika otak tak ada isinya, apa yang mau dikeluarkan ? Makanya, membaca memancing ide.

Saat membaca, ada pengetahuan baru yang kita dapatkan. Biasanya secara sepontan datanglah ide. Bisa berkaitan dengan apa yang ktia baca. Bisa juga tidak ada kaitannya sama sekali dengan apa yang kita baca. Kok bisa ? mungkin karena saat kita membaca, otak menjadi aktif. Lalu menghadirkan kembali pengalaman-pengalaman kita yang terpendam.

Membaca tak harus buku. Bisa juga di medsos. Seringkali saya malah mendapat ide dari cuitan-cuitan teman di media sosial. Selama ini, media sosial menjadi salah satu alat berekspresi. Mulai dari curhat, meng-ekspos aktivitas, dan seterusnya. Nah, kadang apa yang ada di medsos itu bisa kita jadikan ide tulisan.

Misalnya neh ada teman update status, “Ngelihat temen nikah, jadi baper”. Wah, bisa banget untuk dijadikan ide tulisan. Atau ada teman kita yang sudah berkeluarga lalu curhat, “Selalu salah di matamu”. Bisa sekali untuk kita jadikan ide tuisan.

Tulisan yang baik adalah tulisan yang bisa memberi pencerahan. Terlebih dengan masalah yang terjadi dalam kehidupan. Nah, masalah-masalah yang diungkapkan di medsos itu sangat baik untuk kita jadikan embiro tulisan kita. Karena realita kehidupan.

Kedua, jalan-jalan. Jalan-jalan tak harus ke luar kota. Apa lagi ke luar negeri. Tidak. Jalan-jalan bisa ke tetangga, masjid, sawah, pasar dan seterusnya. Kita amati, kita renungi. Mungkin di sana ada hal yang menarik untuk kita tulis.

Lebih-lebih kalau kita jalan-jalan ke luar kota. Pasti banyak pelajaran yang kita dapatkan. Mulai dari pelajaran saat perjalanan sampai ketika berada di tempat tujuan. Pengalaman-pengalaman itu bisa menjadi ide tulisan. Apa lagi kalau ke luar negeri. Tambah banyak hal yang harus kita bagi.

Baca Juga Rahasia Ulama sehingga Karyanya Menggugah Pembaca


Apa yang disampaikan Imam Syafi’i mengenai jalan-jalan bisa kita jadikan acuan. Kata beliau dalam sebuh puisinya;
Asingkan dirimu dari tanah kelahiran
Guna memburu kemulian
Dan merantaulah !
Karena mengandung banyak faedah:
Melepas gundah, mencari ma’isyah,
ilmu pengetahuan, tetakrama, serta sahabat mulia

Itulah pendapat Imam Syafi’i mengenai perjalanan. Perjalanan memiliki banyak pelajaran, pengalaman, bahkan sahabat. Dan semua itu modal untuk menumbuhkan ide tulisan. Imam Syafi’i sendiri memang suka ‘jalan-jalana’. Lebih tepatnya merantau untuk mencari ilmu.

Hal yang sama juga disampaikan oleh W. Somerset Maugham. Suatu ketika dia pernah berpesan, “Kalau ingin menjadi pengarang, pergilah ke tempat yang jauh, atau merantaulah ke negeri orang. Lalu tulisalah pengalaman-pengalaman yang di dapat.”

Jadi, kalau pikiran lagi buntu, ide tidak ada, silahkan saja membaca. Atau keluar sebentar. Cari angin alias jalan-jalan. Dua hal ini bisa membantu kita mendapatkan ide. Kata kalam bijak, membaca adalah jendela dunia. Kata kalam yang sedikit puitis, air yang lama terdiam baunya menjadi masam.

Baca Juga Menulis dengan Getaran Hati


Post a Comment

Tinggalkan komentar anda....!

Previous Post Next Post