Ingin menjadi penulis? Kalau ya, artikel ini akan membantu anda.
Memang, menjadi penulis itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Harus ada
usaha luar biasa yang harus dikerahkan. Menulis adalah seni. Dan, seni tidak
muncul begitu saja. Harus melalui proses yang panjang. Dilakukan
berulang-ulang. Serta, tak pernah bosan mengembangkan diri menjadi lebih baik.
Oleh karena itu, penulis menyempatkan
diri menulis tips-tips menjadi penulis. Tips ini pernah dikemukakan oleh
Ramaditya Adikara, seorang penulis hebat tuna netra pada salah satu seminar.
Tips-tips itu sebagai beriktu:
Pertama, memiliki niat menjadi
penulis. Artinya, kalau kita memang ingin menjadi penulis, tanam niat
dalam-dalam. Siramlah dengan semangat. Jagalah dengan percaya diri. Insyaallah,
apa yang kita inginkan akan tercapai.
Bukankah Rasulullah saw. pernah bersabda, “Sesungguhnya, setiap
pekerjaan itu tergantung niatnya.”? Tentu, Hadis ini juga berlaku pada orang
yang ingin menjadi penulis. Niatlah dalam hati kalau kita benar-benar ingin
menjadi penulis. Tancapkan sedalam-dalamnya. Dan jangan lupa, perbaiki niat
itu. Agar menjadi ibadah.
Kedua, I
LOVE ME. Maksudnya? Kita begitu sering mengatakan I love you. Kita
juga gampang mengatakan kata-kata itu. Tapi, kita begitu kelu untuk mengatakan I love me. Aku
mencintai diriku. Padahal, setiap apa yang kita lakukan, kita harus
mencintainya. Kita mencintai diri kita. Kita mencintai aktivitas kita. Mencinta
kreativitas kita. Apa pun itu.
Orang bijak mengatakan, “kita harus belajar menghargai karya
kita sendiri. Seperti apapun bentuknya.” Dengan demikian, Cintailah menulis.
Sukailah menulis. Menulislah dengan suka cita. Bukan karena terpaksa. Lalu,
cintai hasil tulisan kita. Bagaimana pun bentuknya. Gak usah minder.
Ketiga,
sering berkumpul dengan orang yang senang menulis. Kita ditentukan oleh
orang-orang yang ada di sekitar kita. Masa depan kita tergantung sahabat dan
lingkungan. Tak heran jika ada pepatah, “Berkumpul dengan tukang pandai besi
akan kebagian arang, berkumpul dengan tukang minyak wangi akan wangi juga.”
Oleh karena itu, jika kita ingin menjadi penulis, sring-seringlah
berkumpul dengan orang yang senang menulis. Kita bisa mendapat arahan dan
motivasi darinya. Kita juga bisa saling berbagi dan minta solusi ketika kita
mempunyai masalah dalam tulis-menulis.
Keempat,
banyak membaca. Membaca dan menulis adalah saudara. Keduanya harus sama-sama
dilakukan. Jika menulis saja tanpa membaca, tulisan kita akan kaku. Tidak enak
dibaca. Jika kita membaca saja tanpa menulis, ilmu yang kita dapatkan hanya
dinikmati oleh kita saja. Tidak bisa dinikmati oleh orang lain.
Jika demikian, kita termasuk orang yang pelit ilmu. Padahal,
zakatnya ilmu adalah diajarkan. Dengan demikian, menulis dan membaca sama-sama
penting. Menulis dan membaca bagai kedua kaki. Jika salah satunya tidak sehat,
berjalan akan pincang.
Kelima,
berguru. Yang dimaksud guru di sini tidak harus formal. Siapa saja bisa jadi
guru. Teman sebangku, kakak kelas bahkan adik kelas bisa menjadi guru menulis
kita. Hal itu dibutuhkan, untuk membimbing kita menjadi penulis yang handal.
Akhiran, menjadi penulis gampang-gampang susah. Gampang karena siapa
saja bisa menjadi penulis. Sulit karena menjadi penulis butuh latihan
berkali-kali. Akan tetapi, jika kita mampu menjalani tips-tips yang dikemukakan
oleh Ramaditya Adikara itu, Insya Allah kita benar-benar akan menjadi penulis.
Tergantung kita. Kita ingin menjadi penulis benaran apa tidak.
Kalau benar-benar ingin menjadi penulis, tidak salahnya kita
mencoba tips-tips di atas. Maka, menulislah. Menulislah. Menulislah. Terapi
terbaik menjadi penulis ya menulis. Menulis apa saja. Kita mulai dari hal-hal
kecil. Seperti update status dengan baik di medsos. “Menjdi penulis yang baik
bisa kita mulai dari yang kecil, seperti twiter.” Kata Ramaditya.
Semuga
bermenfaat…
Sumber Foto: http://lazuardi.id/2017/03/15/mengais-rejeki-lewat-menulis-mau/
Baca Juga : Berkarya aga Hidup Sepanjang Masa
Sumber Foto: http://lazuardi.id/2017/03/15/mengais-rejeki-lewat-menulis-mau/
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda....!