Kisah Mahasiswa Jual Pakaian yang Jadi Pengacara Andalan, Ini Kuncinya !

Kuliah itu asyik. Pagi-pagi berangkat ke kampus, ketemu teman-teman kelas, teman-teman organisasi, setelah kuliah langsung nimbrung ke basecame organisasi. Jenuh di basecame, ke warkop, ngopi bersama sambil ngobrol ngalor-ngidul, ada yang berbau ilmiah, pengalaman, ada pula yang hanya bualan semata.

Kalau lagi males ngapa-ngapain, bisa mencet-mencet HP, chatingan dengan si dia. Atau kalau perlu diajak ngopi bersama. Berdua saja. Uang ? Kan tinggal nelpon ke orang tua. Hehe… pokoknya kuliah itu asyik.

Namun, tidak semua mahasiswa seperti itu. Tidak semua mahasiswa memiliki kesempatan berorganisasi, nongkrong sambil ngopi, apa lagi pacaran. Kadang, kuliahnya saja keteteran. Kenapa? Karena tidak semua mahasiswa enak saja minta uang pada orang tua.

Contohnya teman saya. Dia kuliah di Surabaya. Jurusan hukum. Cita-citanya ingin menjadi pengacara. Namanya…… Ah, gak usah disebut deh namanya. Menjaga kode etik jurnalisitk (Hehehe… Kata Ust. Abdul Somad).


Setelah nyantri, dia bertekad untuk kuliah. Orang tua tidak sejaya dulu waktu nyantri. Biasalah kehidupan. Kadang di atas, kadang harus di bawah. Teman saya itu peka, orang tuanya berat menanggung biaya kuliahnya. “Saya tidak boleh begini terus. Saya harus bangkit,” ucapnya dalam hati.

Teman saya itu cari cara agar bisa mendapat uang. Dia putar otaknya. Akhirnya dia berinisiatif berdagang pakaian. Dia kulakan lalu dijual. Kadang dikirim ke Saudaranya di Bali untuk dijualkan. Lumayan, hasil dari bisnisnya itu dia bisa bertahan di Surabaya. Sudah tahu kan, biaya hidup di Surabaya itu mahal.

Kadang, dia menyanggupi mengerjakan tugas makalah teman-temannya. Tentu harus ada bayarannya. Teman-temannya yang kaya-kaya tidak masalah. Jadilah dia mengerjakan tugas-tugas makalah teman-temannya yang diberikan dosen. Lumayan, bayarannya cukup menggiurkan.
Sekarang, dia benar-benar menjadi pengacara. Fokus di pengacara. Tidak kemana-kemana lagi. Dulu saat masih kuliah, kerja serabutan. Yang penting bisa mendapat uang.

Selain yang saya tulis di atas, ada satu hal yang saya pelajari dari dia. Dan saya pegang. Katanya, kita kuliah harus jelas ingin jadi apa. Setelah itu, fokus dan fokus. Gak usah menoleh ke sana-sini. Jika tidak, maka setelah kuliah bisa jadi gelandangan. Alias gagal.

“Saya dulu, ingin menjadi pengacara. Ya sudah, saya fokus di situ. Pokoknya saya ingin jadi pengacara bagaimana pun caranya. Banyak teman saya setelah kuliah bingung mau ke mana. Ya, karena tidak jelas ingin jadi apa. Nah, kalau sampeyan ingin jadi dosen, sudah fokus saja di situ. Gak usah noleh-noleh !” kurang lebih begitulah ceritanya kepada saya.

Begitulah kawan. Kuliah itu pembelajaran sekaligus perjuangan. Bukan menikmati dan tenggelam dalam asyiknya masa muda. Entahlah, setiap orang memang berhak berpendapat. Dan pendapat setiap orang pasti berbeda.

Pula, dalam kuliah bahkan dalam hidup ini, kita harus memiliki tujuan. Harus memiliki target hidup. Lalu fokus di situ. Fokus untuk mencapainya. Jika demikian, Insyaallah hidup ini akan penuh gairah.
Semoga yang menulis dan membaca tulisan ini sama-sama sukses ! Bisa fokus pada tujuan. Amin….


Terimakasih ceritanya dan motivasinya ya… !

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda....!

Previous Post Next Post