Masjid Jami Peneleh: Jejak Dakwah Raden Rahmat yang Hilang


Judul Aetikel               : Masjid Jami Peneleh: Dakwah Raden Rahmat yang Melebur
Penulis                         : Aferu Fajar
Penerbit                       : FLP Surabaya
Judul Buku                  : Prejengane Kutho Suroboyo
Tanggal Terbit             : Cetakan pertama/ Desember 2015
No Halaman                : 142
Tema                           : Sosial Budaya

Mendengar nama Raden Rahmat, pasti pikiran kita langsung tertuju ke makam Sunan Ampel. Selama ini yang kita tahu, Ampel adalah bukti dakwah Islamiyah Sunan Ampel di Nusantara. Terlebih masjid Jami Ampel yang begitu megah. Namun ternyata, Ampel bukanlah satu-satunya peninggalan Raden Rammat. Di tempat lain, ada juga peninggalan Raden Rahmat yang tak kalah bersejarahnya.

Salah satunya adalah Masjid Jami’ Peneleh. Masjid ini berdiri di tengah pemukiman padat penduduk, tepatnya terletak di Jalan Peneleh V nomor 41, Surabaya. Data ini, bisa kita baca dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Aferu Fajar.

Dalam artikel tersebut, pertama-tama Aferu Fajar menjelaskan tentang arsitektur masjid. Bahwa masjid memiliki tiga unsur penanda zaman. Petama, penanda zaman para wali. Hal ini bisa dilihat di bagian dalam masjid. Kedua, penanda zaman kolonial. Penanda ini bisa ditemukan pada tembok luar masjid. Ketiga, penanda zaman sekarang. Bisa dilihat di bagian luar ruang pendopo.

Kemudian, Aferu Fajar menjelaskan bahwa masjid Jami Peneleh ini termasuk masjid bersejrah. Bagaimana tidak? gerakan-gerakan pejuang melawan penjajah dimulai dari masjid jami ini. Bahkan, lambang NU di rumuskan di masjid jami ini.

Lalu bagaimana awal berdirinya masjid Jami Paneleh ini? Nah, keterangan ini bisa kita temukan pada tulisan selanjutnya. Berdirinya salah satu masjid tertua di Surabaya ini bermula dari serangan Mongol. Kala itu, Mongol menyerang Singasari. Untungnya, tentara Mongol dapat dipukul mundur oleh Raden Rahmat. Sehingga, Raden Rahmat mendapat hadiah tanah di Ampel Denta sebagai hadiah dari Raja Majapahit.

Pada perjalanan ke Ampel Denta (Sekrang dikenal dengan Ampel), Raden Rahmat menemukan sebuah daerah di pinggir Kalimas. Penduduknya minoritas muslim, tapi masih jauh dari suasana islami. Sebab, mereka masih senang nyabung ayam. Maka, Raden Rahmat berdakwah di sana. Ingin tahu perjalanan Dakwah beliau di sana dan bagaimana Majsjid Jami berdiri, silahkan baca artikelnya !

Di bagian akhir, artikel ini menjelaskan kondisi Masjid Jami Peneleh saat ini. Masjid Jami’ Paneleh sampai saat ini masih menjadi pusat Dakwah Islamiah. Pengajian-pengajian dan kegiatan keislaman berjalan lancar di Masjid Jami ini. Alhamdulillah, keinginan Raden Rahmat bisa tercapai.

Di akhir artikel, tertulis seperti ini, “Rek, awal mula berdirinya Majsid Peneleh iki karo Raden Rahmat digawe untuk dakwah. Tersu ambel ulama digawe tempat perjuangan. Saiki, Alhamdulillah, jik onok sing peduli nerusno cita-citane pendahulu mbiyen. Mugo-mugo sak teruse ono sing isok nerusno cita-citane Raden Rahmat.”


Post a Comment

Tinggalkan komentar anda....!

Previous Post Next Post