Ngaji Arbain Nawawi: Hukuman Orang yang Durhaka pada Orang Tua


 قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ « مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ ». قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنْ أَمَارَتِهَا. قَالَ « أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ ». قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِى « يَا عُمَرُ أَتَدْرِى مَنِ السَّائِلُ ». قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ ».

“Malaikat Jibril bertanya, “ceritakanlah kepadaku tentang kiamat.” Rasulullah menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari orang yang bertanya.” Malaikat berkata lagi, “Ceritakanlah kepadaku tentang tanda-tandanya.” Nabi Menjawab, “(Tanda kiamat) adalah jika ada budak melahirkan tuannya, dan kamu melihat orang tanpa alas kaki, telanjang, miskin dan sebagai pengembala kambing berlomba-lomba meninggikan bangunan.” Umar berkata, “Kemudian Jibril pergi. Aku diam lama. Kemduian Nabi bertanya kepadaku, “Wahai Umar, tahukah engkau siapakah yang bertanya?” Aku (Sayyidina Umar) menjawab, “Allah dan Rasulnya lebih tahu.” Nabi berkata, “Sesungguhnya dia adalah Jibril, mendatangi kalian, mengajari agama kalian.” (HR. Imam Muslim)


Dalam hadis ini dijelaskan tanda-tanda kiamat. Tanda kiamat itu banyak sekali. Dalam hadis ini yang jelaskan hanya dua. Pertama, أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا (Seorang budak melahirkan tuannya). Ketika mengartikan hadis ini, Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitabnya, Al-Fath al-Mubin, menyebutkan banyak arti. Diantaranya, adalah anak yang durhaka kepada ibunya, sehingga menjadikan ibu seperti budak, seperti menghinakan ibu dan mencacinya. Jadi, seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya adalah tanda kiamat.

Kita harus tahu bahwa kedua orang tua itu sangat istimewa. Jika kedua orang tua rido kepada kita, maka Allah akan rido. Jika orang tua murka kepada kita, maka Allah akan ikut murka.
Ada cerita, dulu ada seseorang yang bernama Fadlol. Dia orang baik dan masih memiliki ibu. Suatu ketika, Fadlol ingin naik haji. Tapi, sang ibu tidak mengizini. Keinginan Fadlol begitu tinggi. Fadlol pun pergi secara sembunyi-sembunyi. Di tengah jalan, Fadlol teringat kalau belum sholat. Dia pun mencari tempat sholat. Lalu, masuk dan takbiratul ihram.

Dari kejauhan terdengar kegaduhan. Seorang maling yang dikejar-kejar masyarakat. Maling itu kemudian masuk ke dalam tempat sholat yang sedang dibuat tempat sholat oleh Fadlol. Maling itu bersembunyi di atap.

Serempak, masyarakat masuk ke dalam tempat sholat. Mereka menemukan Fadlol sedang sholat. Mereka pun menyeret Fadlol dan menangkapnya. Kemudian, Fadlol dihukum oleh pemerintah. Hukumannya adalah kedua tangan dan kakinya dipotong. Juga, matanya dicungkil.

Esoknya, Fadlol dibawa keliling desa. Polisi yang membawanya mengumumkan, “Inilah hukumannya maling”. Mendengar itu Fadlol menyela. “Jangan bilang begitu. Katakanlah, inilah hukuman orang yang durhaka kepada orang tuanya!” Si polisi bingung. Lalu, meminta penjelasan apa maksudnya. Fadlol kemudian menceritakan kornologi kejadian.

Itulah hukuman orang yang tidak mendapat izin kedua orang tua. Bagaimana dengan orang yang durhaka kepada orang tua? Bagaimana dengan mereka yang menyakiti kedua orang tua? Bagaimana dengan mereka yang membentak bahkan memukul orang tua?

Selain itu, orang yang berbuat baik kepada orang tuanya, nanti anaknya juga berbuat baik kepada kepadanya. Rasullullah bersabda,
بَرُّوا آباءَكُمْ تَبَرُّكُمْ أَبْنَاؤُكُمْ ……….
Berbuat baiklah kalian kepada orang tua kalian, maka anak kalian juga akan berbuat baik kepada kalian” (HR. Imam Thobrani)

Selain itu, sebagai orang tua kita juga harus hati-hati. Apa lagi ibu. Orang tua kalau berdoa, maka doanya diterima. Doa orang tua kepada anaknya seperti doa para nabi kepada umatnya. Diijbahi oleh Allah. Maka, kalau anak kita nakal, kita doakan saja. Anak kita tidak sesuai dengan keinginan, doakan saja.

Juga, kita harus hati-hati dalam berucap. Misalnya, anak kita nakal, kita tidak usah mengatakan ,”Kamu ini ya, anak nakal.” Tidak usah. Takut kata-kata kita menjadi doa. Akhirnya anak kita terus nakal. Katakan sajalah yang baik-baik. Ketika anak nakal, katakana saja seperti ini, “Nak, semoga sampeyan jadi anak yang baik nak..” Lebih baik.

Tanda kiamat yang kedua adalah jika ada orang tak beralas kaki, tak berpakaian, miskin, dan pengembala kambing berlomba-lomba meninggikan bangunan. Maksudnya? Menurut Ibnu Hajar, hadis ini sebagai kinayah orang-orang yang asalnya rendahan tapi akhrinya menjadi raja atau seperti raja. Artinya, jika orang desa yang biasanya fakir ternyata menjadi orang kota yang banyak harta. Mereka memiliki cita-cita memperbanyak bangunan dan menghancurkan agama.

*Ngaji yang ke-5, Kitab Al-Arba’in An-Nawawi, di Masji Al-Hidayah, Simo Mulyo Baru 4E/16A, Surabaya, setelah Sholat Ashar.



Post a Comment

Tinggalkan komentar anda....!

Previous Post Next Post