قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ السَّاعَةِ. قَالَ « مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا
بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ ». قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنْ أَمَارَتِهَا. قَالَ « أَنْ
تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ
الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ ». قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا
ثُمَّ قَالَ لِى « يَا عُمَرُ أَتَدْرِى مَنِ السَّائِلُ ». قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَعْلَمُ. قَالَ « فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ ».
“Malaikat
Jibril bertanya, “ceritakanlah kepadaku tentang kiamat.” Rasulullah menjawab, “Orang
yang ditanya tidak lebih tahu dari orang yang bertanya.” Malaikat berkata lagi,
“Ceritakanlah kepadaku tentang tanda-tandanya.” Nabi Menjawab, “(Tanda kiamat)
adalah jika ada budak melahirkan tuannya, dan kamu melihat orang tanpa alas
kaki, telanjang, miskin dan sebagai pengembala kambing berlomba-lomba
meninggikan bangunan.” Umar berkata, “Kemudian Jibril pergi. Aku diam lama. Kemduian
Nabi bertanya kepadaku, “Wahai Umar, tahukah engkau siapakah yang bertanya?”
Aku (Sayyidina Umar) menjawab, “Allah dan Rasulnya lebih tahu.” Nabi berkata, “Sesungguhnya
dia adalah Jibril, mendatangi kalian, mengajari agama kalian.” (HR. Imam Muslim)
Dalam
hadis ini dijelaskan tanda-tanda kiamat. Tanda kiamat itu banyak sekali. Dalam hadis
ini yang jelaskan hanya dua. Pertama, أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا (Seorang budak melahirkan tuannya). Ketika mengartikan hadis ini,
Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitabnya, Al-Fath al-Mubin, menyebutkan
banyak arti. Diantaranya, adalah anak yang durhaka kepada ibunya, sehingga
menjadikan ibu seperti budak, seperti menghinakan ibu dan mencacinya. Jadi, seorang
anak yang durhaka kepada orang tuanya adalah tanda kiamat.
Kita
harus tahu bahwa kedua orang tua itu sangat istimewa. Jika kedua orang tua rido
kepada kita, maka Allah akan rido. Jika orang tua murka kepada kita, maka Allah
akan ikut murka.
Ada cerita,
dulu ada seseorang yang bernama Fadlol. Dia orang baik dan masih memiliki ibu. Suatu
ketika, Fadlol ingin naik haji. Tapi, sang ibu tidak mengizini. Keinginan Fadlol
begitu tinggi. Fadlol pun pergi secara sembunyi-sembunyi. Di tengah jalan, Fadlol
teringat kalau belum sholat. Dia pun mencari tempat sholat. Lalu, masuk dan
takbiratul ihram.
Dari
kejauhan terdengar kegaduhan. Seorang maling yang dikejar-kejar masyarakat. Maling
itu kemudian masuk ke dalam tempat sholat yang sedang dibuat tempat sholat oleh
Fadlol. Maling itu bersembunyi di atap.
Serempak,
masyarakat masuk ke dalam tempat sholat. Mereka menemukan Fadlol sedang sholat.
Mereka pun menyeret Fadlol dan menangkapnya. Kemudian, Fadlol dihukum oleh
pemerintah. Hukumannya adalah kedua tangan dan kakinya dipotong. Juga, matanya
dicungkil.
Esoknya,
Fadlol dibawa keliling desa. Polisi yang membawanya mengumumkan, “Inilah
hukumannya maling”. Mendengar itu Fadlol menyela. “Jangan bilang begitu. Katakanlah,
inilah hukuman orang yang durhaka kepada orang tuanya!” Si polisi bingung. Lalu,
meminta penjelasan apa maksudnya. Fadlol kemudian menceritakan kornologi
kejadian.
Itulah
hukuman orang yang tidak mendapat izin kedua orang tua. Bagaimana dengan orang
yang durhaka kepada orang tua? Bagaimana dengan mereka yang menyakiti kedua
orang tua? Bagaimana dengan mereka yang membentak bahkan memukul orang tua?
Selain
itu, orang yang berbuat baik kepada orang tuanya, nanti anaknya juga berbuat
baik kepada kepadanya. Rasullullah bersabda,
بَرُّوا آباءَكُمْ تَبَرُّكُمْ أَبْنَاؤُكُمْ
……….
“Berbuat
baiklah kalian kepada orang tua kalian, maka anak kalian juga akan berbuat baik
kepada kalian” (HR. Imam Thobrani)
Selain
itu, sebagai orang tua kita juga harus hati-hati. Apa lagi ibu. Orang tua kalau
berdoa, maka doanya diterima. Doa orang tua kepada anaknya seperti doa para
nabi kepada umatnya. Diijbahi oleh Allah. Maka, kalau anak kita nakal, kita
doakan saja. Anak kita tidak sesuai dengan keinginan, doakan saja.
Juga,
kita harus hati-hati dalam berucap. Misalnya, anak kita nakal, kita tidak usah
mengatakan ,”Kamu ini ya, anak nakal.” Tidak usah. Takut kata-kata kita menjadi
doa. Akhirnya anak kita terus nakal. Katakan sajalah yang baik-baik. Ketika
anak nakal, katakana saja seperti ini, “Nak, semoga sampeyan jadi anak yang
baik nak..” Lebih baik.
Tanda
kiamat yang kedua adalah jika
ada orang tak beralas kaki, tak berpakaian, miskin, dan pengembala kambing
berlomba-lomba meninggikan bangunan. Maksudnya? Menurut Ibnu Hajar, hadis ini
sebagai kinayah orang-orang yang asalnya rendahan tapi akhrinya menjadi raja atau
seperti raja. Artinya, jika orang desa yang biasanya fakir ternyata menjadi
orang kota yang banyak harta. Mereka memiliki cita-cita memperbanyak bangunan
dan menghancurkan agama.
*Ngaji
yang ke-5, Kitab Al-Arba’in An-Nawawi, di Masji Al-Hidayah, Simo Mulyo Baru
4E/16A, Surabaya, setelah Sholat Ashar.
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda....!