Sebagaiamana yang kita ketahui, salat berjemaah lebih utama dari pada salat sendirian. Keutamaannya pun tidak tanggung-tanggung. Selisih 25 pahala. Dalam hadis lain selisih 27 pahala. Perselisihan yang begitu mencolok. Cara salatnya sama, hitungan rakaatnya sama, tapi karena salat berjemaah, pahalanya berlipat ganda.
Hebatnya lagi, salat berjemaah bisa bikin kaya. Benarkah? Benar. Dalam salat berjemaah orang-orang Islam berkumpul. Yang tidak kenal, menjadi kenal. Yang sudah kenal semakin kenal. Setelah itu, terjalinlah hubungan emosional antara para jemaah. Ketika hal itu tericipta, mereka akan saling mencintai dan mengasihi. Hal ini merupakan kebahagiaan hidup yang sejati.
Lalu, hubungannya dengan kekayaan? Tentu, ketika terjalin kasih sayang, hubungan lahiriah akan semakin baik. Mereka akan saling membantu. Nah, situasi ini bisa dimenfaatkan untuk bekerja sama dalam bisnis. Sulitkah? Pasti tidak. Sebab, diantara mereka sudah terjalin hubungan yang begitu erat.
Setidaknya, walaupun tidak terjadi perbincangan bisnis, kita memiliki banyak kenalan. Banyak kenalan mempermudah kita mendapatkan rezeki. Bukankah ada ungkapan begini, “Banyak teman, banyak rizeki”? Kok bisa? Dalam menjalani hidup, kita pasti membutuhkan orang lain. Sebab, kita adalah makhluk sosial. Jika kita memiliki banyak teman, kita akan mudah mendapatkan kebutuhan kita.
Rasulullah saw. pun tidak memungkiri hal ini. Bahkan beliau melarang kita berdoa agar tidak butuh pada orang lain sama sekali. Suatu ketika, Sayyidina Ali berdo’a, “Ya Allah, jadikanlah kita tidak membutuhkan makhlukmu!” Mendengar hal itu, Rasulullah menimpali, “Jangan berkata seperti itu. Makhluk itu pasti membutuhkan yang lain. Tapi berdoalah seperti ini, “Ya Allah, jadikanlah kita tidak butuh pada makhlukmu yang jelek.” Lihatlah, bagaimana Rasulullah mengajari arti sebutah teman. Kita pasti butuh teman. Teman yang baik. Salat berjemaah bisa menjadi media ampuhnya.
Sebenarnya, hal ini sudah diajarkan Rasulullah saw. pada puluhan abad yang lalu. Ketika hijrah ke Madinah, hal pertama yang dilakukan Rasulullah saw. adalah membangun Masjid. Setelah itu, memerintahkan pada seluruh sahabat untuk berjemaah di Masjid itu. Hari demi hari, para sahabat saling kenal. Sahabat Muhajirin mulai kenal dengan sahabat Ansar. Dan sebaliknya.
Ketika saling kenal dan saling kasih, Rasulullah saw. mempersaudarakan mereka. Mempersaudarakan sahabat Muhajirin dengan Ansar. Sahabat Ansar senang dan bahagia. Mereka pun rela membagi harta kekayaan dengan saudara barunya. Dengan demikian, para sahabat muhajirin memiliki modal untuk melakukan bisnis di pasar.
Sebagaimana lumrahnya orang Makkah, sahabat Muhajirin begitu cakap dalam berbisnis. Sedikit demi sedikit mereka bangkit. Ekomnomi orang islam mulai tumbuh. Pada akhirnya, mereka bisa menguasai pasar. Orang-orang Yahudi pun kemudian terpaksa gulung tikar. Begitulah strategi Rasulullah saw. membangun ekonomi masyarakat Islam kala itu. Dimulai dari salat berjemaah.
Maka, salat berjemaah adalah media terampuh mendapatkan banyak teman. Banyak teman banyak rezeki. Banyak rizeqi akan membuat kita kaya. Namun demikian, bukan berarti salat berjemaah untuk menumpuk kekayaan. Bukan. Tujuan salat berjemaah ingin menjalankan perintah Allah. Ingin mendapat pahala dan rida Allah. Jika di kemudian hari kita banyak teman, banyak rezeki, itu hanya sampingan. Bukan tujuan.
Walllahu A’lam
Hebatnya lagi, salat berjemaah bisa bikin kaya. Benarkah? Benar. Dalam salat berjemaah orang-orang Islam berkumpul. Yang tidak kenal, menjadi kenal. Yang sudah kenal semakin kenal. Setelah itu, terjalinlah hubungan emosional antara para jemaah. Ketika hal itu tericipta, mereka akan saling mencintai dan mengasihi. Hal ini merupakan kebahagiaan hidup yang sejati.
Lalu, hubungannya dengan kekayaan? Tentu, ketika terjalin kasih sayang, hubungan lahiriah akan semakin baik. Mereka akan saling membantu. Nah, situasi ini bisa dimenfaatkan untuk bekerja sama dalam bisnis. Sulitkah? Pasti tidak. Sebab, diantara mereka sudah terjalin hubungan yang begitu erat.
Setidaknya, walaupun tidak terjadi perbincangan bisnis, kita memiliki banyak kenalan. Banyak kenalan mempermudah kita mendapatkan rezeki. Bukankah ada ungkapan begini, “Banyak teman, banyak rizeki”? Kok bisa? Dalam menjalani hidup, kita pasti membutuhkan orang lain. Sebab, kita adalah makhluk sosial. Jika kita memiliki banyak teman, kita akan mudah mendapatkan kebutuhan kita.
Rasulullah saw. pun tidak memungkiri hal ini. Bahkan beliau melarang kita berdoa agar tidak butuh pada orang lain sama sekali. Suatu ketika, Sayyidina Ali berdo’a, “Ya Allah, jadikanlah kita tidak membutuhkan makhlukmu!” Mendengar hal itu, Rasulullah menimpali, “Jangan berkata seperti itu. Makhluk itu pasti membutuhkan yang lain. Tapi berdoalah seperti ini, “Ya Allah, jadikanlah kita tidak butuh pada makhlukmu yang jelek.” Lihatlah, bagaimana Rasulullah mengajari arti sebutah teman. Kita pasti butuh teman. Teman yang baik. Salat berjemaah bisa menjadi media ampuhnya.
Sebenarnya, hal ini sudah diajarkan Rasulullah saw. pada puluhan abad yang lalu. Ketika hijrah ke Madinah, hal pertama yang dilakukan Rasulullah saw. adalah membangun Masjid. Setelah itu, memerintahkan pada seluruh sahabat untuk berjemaah di Masjid itu. Hari demi hari, para sahabat saling kenal. Sahabat Muhajirin mulai kenal dengan sahabat Ansar. Dan sebaliknya.
Ketika saling kenal dan saling kasih, Rasulullah saw. mempersaudarakan mereka. Mempersaudarakan sahabat Muhajirin dengan Ansar. Sahabat Ansar senang dan bahagia. Mereka pun rela membagi harta kekayaan dengan saudara barunya. Dengan demikian, para sahabat muhajirin memiliki modal untuk melakukan bisnis di pasar.
Sebagaimana lumrahnya orang Makkah, sahabat Muhajirin begitu cakap dalam berbisnis. Sedikit demi sedikit mereka bangkit. Ekomnomi orang islam mulai tumbuh. Pada akhirnya, mereka bisa menguasai pasar. Orang-orang Yahudi pun kemudian terpaksa gulung tikar. Begitulah strategi Rasulullah saw. membangun ekonomi masyarakat Islam kala itu. Dimulai dari salat berjemaah.
Maka, salat berjemaah adalah media terampuh mendapatkan banyak teman. Banyak teman banyak rezeki. Banyak rizeqi akan membuat kita kaya. Namun demikian, bukan berarti salat berjemaah untuk menumpuk kekayaan. Bukan. Tujuan salat berjemaah ingin menjalankan perintah Allah. Ingin mendapat pahala dan rida Allah. Jika di kemudian hari kita banyak teman, banyak rezeki, itu hanya sampingan. Bukan tujuan.
Walllahu A’lam
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda....!