Dua Sisi Sahabat

 

sahabat2لَا يَفْرَكُ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَر أَوْ قَالَ غَيْرَهُ

“Orang laki-laki mu’min tidak (boleh) benci pada perempuan mu’min. (Sebab,) jika dia menbenci suatu budi pekerti darinya, dia juga menyukai budi perkerti yang lain.” (HR. Imam Muslim)

Kita pasti punya sahabat. Lebih dari satu. Perilaku mereka berbeda-beda. Ada yang didomniasi perilaku baik. Ada yang didomniasi perilaku jelek. Ada yang seimbang. Dan seterusnya. Yang jelas, tidak mungkin ada sahabat yang benar-benar sempurna. Pasti memiliki kekurangan. Pasti memiliki akhlak jelek. Untuk itu, perlu kiranya untuk merenungi Hadis di atas.

Meski dalam Hadis di atas memakai redaksi mu’min (laki-laki) dan mu’minah (perempuan), tapi cakupannya lebih luas. Hadis di atas juga mencakup pada sesame laki-laki dan sesame perempuan. Kata sederhananya, kita tidak boleh membenci orang lain disebabkan dia memiliki suatu perilaku yang jelek, perilaku yang tidak kita sukai. Sebab, selain dia memiliki perilaku yang jelek, pasti juga memiliki perilaku yang baik.

Sayikh Al-Mulla Ali Al-Qari mengatakan dalam kitabnya, Mirqât al-Mafâtîh Syarh Misykât al-Mashâbîh, Hadis di atas memberi isyarah bahwa seorang sahabat tidak mungkin sempurna. Pasti memililki sifat dan perilaku yang kurang baik. Oleh karena itu, jika kita menginginkan sahabat yang sama sekali tidak memiliki sifat buruk, maka jangan memiliki sahabat. Hal itu tidak mungkin. Lebih lanjut Syaikh Al-Qari mengatakan di samping memiliki perilaku kurang baik, setiap manusia pasti juga memiliki perilaku yang baik, perilaku yang kita sukai. Maka, terimalah yang baik dan tutupilah yang jelek.

 

 

1 Comments

Tinggalkan komentar anda....!

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda....!

Previous Post Next Post