Setelah perang Hunani selesai, Nabi Muhammad saw. memerintahkan agar harta rampasan dikumpulkan di Jikranah. Sedangkan beliau bersama tentara bertandang menuju Thaif. Baru sepulang dari Thaif, beliau membagi-bagi harta rampasan Hunani. Oleh karena itu, ada sebagian orang yang baru masuk islam merasa bahwa nabi mengundur-ngundur pembagian harta rampasan. Mereka pun meminta pada nabi agar segera membagikan harta rampasan. “Tidakkah kau menepati apa yang kau janjikan padaku?” Kata seorang beduwi kepada Rasulullah saw.. “Berbahagialah!” Jawab Rasulullah saw..
“Kau telah sering mengatakan “berbahagialah”” Sambung lagi si beduwi.
Mendengar jawaban itu, Rasulullah berpaling dan mengahadap pada Sahabat Abu Musa dan Sahabat Bilal. Tampak wajah beliau seperti orang marah. Lalu nabi berkata kepada mereka berdua, “Dia telah menolak kebahagiaan. Maka terimalah oleh kalian berdua!”
“Kami menerimanya.” Jawab mereka berdua.
Setelah itu, Rasulullah saw. memerintah diambilkan gelas yang dipenuhi air. Lalu, beliau membasuh tangan dan wajah di gelas itu. Beliau juga menyemprotkan apa-apa yang ada dalam mulut beliau kedalam gelas itu. “Minumlah kalian berdua dari gelas itu. Dan tuangkanlah ke wajah dan leher kalian. Dan berbahagilah!” Dawuh Rasulullah saw.. Tanpa pikir panjang, Sahabat Abu Musa dan Sahabat Bilal mengambil gelas dan melakukan apa yang diperintah Rasulullah saw.. Dari balik satir Ummu Salamah mendengar apa yang terjadi di luar. Maka, istri Rasulullah itu pun menginginkan berkah Rasulullah. Ummu Salamah meminta kepada mereka berdua agar disisakan. “Sisakanlah untuk ibu kalian!” Pinta Ummu Salamah. Mereka pun menyisakan untuk salah satu Ummahatul-Mu’minin itu.[1]
cerita mengharukan, kelik di sini, karena cinta nabi Muhmmad, pindah kubur
[1] Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mughirah, Sahih al-Bukhari, Juz: 10, hal: 392, Dar as-Salam, Riyad.
al-Makki, Muhammad Thohir bin Abdul Qodir al-Kurdi, 2012, Tabarruk as-Shahabah, hal: 49, Dar al-Minhaj, Jiddah, Arab Saudi
“Kau telah sering mengatakan “berbahagialah”” Sambung lagi si beduwi.
Mendengar jawaban itu, Rasulullah berpaling dan mengahadap pada Sahabat Abu Musa dan Sahabat Bilal. Tampak wajah beliau seperti orang marah. Lalu nabi berkata kepada mereka berdua, “Dia telah menolak kebahagiaan. Maka terimalah oleh kalian berdua!”
“Kami menerimanya.” Jawab mereka berdua.
Setelah itu, Rasulullah saw. memerintah diambilkan gelas yang dipenuhi air. Lalu, beliau membasuh tangan dan wajah di gelas itu. Beliau juga menyemprotkan apa-apa yang ada dalam mulut beliau kedalam gelas itu. “Minumlah kalian berdua dari gelas itu. Dan tuangkanlah ke wajah dan leher kalian. Dan berbahagilah!” Dawuh Rasulullah saw.. Tanpa pikir panjang, Sahabat Abu Musa dan Sahabat Bilal mengambil gelas dan melakukan apa yang diperintah Rasulullah saw.. Dari balik satir Ummu Salamah mendengar apa yang terjadi di luar. Maka, istri Rasulullah itu pun menginginkan berkah Rasulullah. Ummu Salamah meminta kepada mereka berdua agar disisakan. “Sisakanlah untuk ibu kalian!” Pinta Ummu Salamah. Mereka pun menyisakan untuk salah satu Ummahatul-Mu’minin itu.[1]
cerita mengharukan, kelik di sini, karena cinta nabi Muhmmad, pindah kubur
[1] Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mughirah, Sahih al-Bukhari, Juz: 10, hal: 392, Dar as-Salam, Riyad.
al-Makki, Muhammad Thohir bin Abdul Qodir al-Kurdi, 2012, Tabarruk as-Shahabah, hal: 49, Dar al-Minhaj, Jiddah, Arab Saudi
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda....!