Santri Sidogiri | Pada tanggal 21 Agustus 2015 M, HMASS (harakah mahasiswa
alumni santri sidogiri) Surabaya mengadakan muktamar yang ke 6. Acara yang dihadiri
Mahasiswa se-Surabaya itu diletakkan di Basecamp Sidogiri di Wonocolo Gang
Mudin.
Acara tahunan ini dibuat ajang pemilihan ketua baru yang
akan menahkodai HMASS cabang Surabaya untuk tahun 2015-2016 M. Namaun, sebelum
pemilihan ketua umum dimulai, acara yang dipimpin oleh Kautsar Wibawa ini diisi
dengan diskusi santai untuk menentukan arah HMASS kedepannya. Selain itu, MC juga
memberikan waktu kepada ketum lama untuk mempertanggung jawabkan kinerjanya
selama menjadi ketum HMASS Surabaya.
Diskusi kecil ini sedikit hangat. Sebab, para anggota
yang hadir tidak sungkan-sungkan mengungkapkan pendapatnya. Mulai dari usulan,
harapan, bahkan keritikan. Namun, semua itu tidak membuat hubungan anggota
senggang karena apapun yang terjadi dalam tubuh HMASS akan dihadapi kedewasaan
dan kekeluargaan. “santri sidogiri itu saudara.” Mungkin dawuh KH.
Kholil Nawawi Sidogiri inilah yang menjadi pegangan anggota HMASS Surabaya.
Kesimpulan akhir dari diskusi itu, anggota HMASS ingin
menghidupkan lagi kegiatan HMASS. Mereka menginginkan bendera HMASS berkibar
setinggi langit dan bertaring setajam pedang Dzul-Fiqar. Sehingga, HMASS
Surabaya bisa menjadi organisasi sesuai harapan para masyaikh Sidogiri serta menjadi
uswah dan penggerak kebangkitan bagi HMASS-HMASS yang lain.
System Pemilihan Ketum HMASS Surabaya
Setelah diskusi usai, acara pemilihan ketum dimulai. Pertama-tama,
panitia membagikan kertas kecil pada seluruh anggota untuk menentukan BACA (bakal
calon). Aanggota harus menulis di kertas itu siapa yang akan dipilih. Lalu,
diserahkan kepada Panitia. Ada empat nama yang muncul, yaitu Dedy Ahmad Muslim,
Hasiburrahman, Doni dan Saifuddin. Dari keempat nama itu, hanya tiga orang yang
menjadi calon ketua. Saifuddin tidak masuk karena hanya mendapatkan satu suara.
Untuk selanjutnya, panitia memberikan kertas lagi kepada
para anggota. Kali ini, anggota dipersilahkan menentukan pilihannya kepada
salah satu tiga calon di atas, Dedi Ahmad Muslim (Mahasiswa Taswirul Afkar dan
Ketua Komisariat PMII), Hasiburrahman (mahasiswa UBHARA), dan Doni (mahasiswa
UINSA). Setelah kertas itu terkumpul, panitia menghitungnya di depan para
anggota. Nama calon ketum disebut bergantian. Dedy Ahmad Muslim dan
Hasiburrahman termausk kandidat yang bersaing ketat. Akhirnya, Dedy Ahmad
Muslim terpilih menjadi ketum HMASS Surabaya priode 2015-2016 M. dengan
perolehan suara 7, Hasiburrahman 6, dan Doni 3. Dengan kesepakatan seluruh
anggota, semua calon ketum dijadikan pengurus inti HMASS Surabaya. Hasiburrahman
sebagai wakil ketua dan Donis sebagi sekertaris.
Ketum Terpilih HMASS Ingin Mundur
Setelah pentepan ketum oleh panitia, ketum terpilih
angkat bicara. Terdapat gurat kegelisahan dan kehawatiran di wajahnya. Ternyata,
Dedy, panggilan akrabnya, tidak mau menjadi ketum HMASS. Kalau bisa dia ingin
mundur. Dia beralasan takut tidak bisa menjalankan amanah maha berat ini dengan
baik. Apalagi, kampsu dan tempat kosnya jauh dari Basecamp Sidogiri. Namun, para
sesepuh HMASS tidak mengiakan keinginan Ketum terpilih ini . Menurut mereka,
Dedy Ahmad Muslim sudah cocok dan pas menjadi Ketum HMASS Surabaya. Sebab,
Ketum itu butuh orang hebat dan lincah. Dan, dedylah orangnya.
Sesepuh yang lain mengatakan, bahwa ketua itu tidak
harus dekat dengan Basekamp. Ketum bisa menahkodai dari jauh. Dan itu terbukti
berhasil pada tahun 2012-2013 M. ketika pucuk kepemimpinan HMASS di pegang olah
Ach. Nur Fauzi. S.Hum. Aakhirnya, Ketum Terpilih menerima apa adanya dan berkomitmen untuk membangkitkan HMASS Surabaya dari mati surinya.
Salam sukses untuk HMAS Surabaya…..
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda....!