Kisah Inspiratif | Di pelataran rumah sederhana itu, tampaklah seorang santri sedang
sowan pada kiainya. Dengan wajah tertunduk santri itu mencoba mengungkapkan
maksud kedatangannya. “Anu kiai, kulo
ingin jadi orang sukses. Kulo minta
saran kiai?” Mendengar
penuturan santrinya, Sang kiai terdiam sejenak. Pandangannya seakan mencari
sesuatu. “Berjalanlah ke taman di halaman itu. Cari bunga yang menurutmu paling
indah dan ingat...sekali melangkah tidak boleh kembali lagi.” Pinta sang kiai memecah
sunyi. Meski sedikit janggal, santri itu tetap mematuhi kiainya.
Santri pun melangkah. Sekali masuk, kedua matanya melihat sekuntum mawar
yang begitu menakjubkan. Namun dia tidak memetiknya. Dia
masih berharap mungikin di depan sana ada bunga yang lebi indah. Beberama menit
kemudian, dia mendapati bunga yang lebih indah dari yang tadi.
Lagi-lagi dia tidak memetiknya. Dia berharap mungkin di depan masih ada bunga
yang lebih indah. Akhirnya, dia sampai di ujung taman. Tetapi,
setangkai pun dia tidak memegang bunga. Sebab, bunga yang paling indah telah
berlalu. Ingin kembali, sudah tidak ada wkatu. Diapun
kembali pada kiainya. “Mana bunganya?” Tanya sang kiai. “Maaf kiai, kulo tidak memetiknya. “Begitulah nak.
Jika kamu ingin sukses, lakukanlah apa yang kamu bisa. Pergunakanlah
kesempatanmu dengan baik. Jangan pernah berharap yang belum pasti.”
(catatan pak guru)
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda....!