Kisah Inspiratif | Ketika berdakwah di Makkah, Rasulullah mendapat tantangan
keras dari orang-orang Quraisy. Mereka memusuhi beliau tanpa toleransi
sedikitpun. Segala cara mereka lakukan untuk menghentikan dakwah nabi terakhir
ini. Sampai-sampai mereka memboikot ekonomi nabi dan sanak famili. Bukan hanya
beliau yang merasakan kejahatan mereka, para sahabat yang ikut Rasulullah juga
mereka sakiti bahkan ada yang mereka bunuh.
Meski segala cara telah mereka lakukan, Islam semakin kuat
saja. Para pengikutnya bertambah. Oleh karena itu, orang-orang Quraisy ingin
menumpas Islam dari akarnya, yaitu Rasulullah saw.. Maka, orang-orang Quraisy
mengadakan rapat. Dalam rapat itu mereka sepakat untuk membunuh Rasulullah
saw.. Ternyata, Allah swt. tidak rela utusannya dibunuh. Maka, Allah menyuruh
Rasulullah saw. untuk hijrah ke Yatsrib (Madinah Munawwarah). Kebetulan di sana
Islam sudah tersebar. Lalu, di malam yang petang, Rasulullah berangkat ditemani
Abu Bakar ra.
Lama berjalan, Abu Bakar dan Nabi Muhammad saw.. sampai di Gua Tsur.
Ketika Nabi Muhammad Ingin segera masuk
ke dalam gua, Abu Bakar mencegah beliau.
Abu Bekar tidak memperbolehkan nabi langsung masuk dalam lubang gelap itu. Abu
Bakar takut di dalam gua ada sesuatu yang membahayaka Nabi Muhammad saw.. “Demi
dzat yang mengutusmu dengan benar janganlah kau masuk. Biarkanlah aku memasuki
gua ini sebelum engkau. Jika di dalam ada sesuatu yang membahayakan, biar aku
yang terkena bukan engkau.” Pinta Abu Bakar pada baginda nabi dengan mata
berkaca-kaca. Takut benar Abu Bakar terhadapa keselamatan
Rasulullah. Lalu, Abu Bakar memasuki gua itu. Abu Bakar meniliti setiap sudut
gua. Abu Bakar raba dinding dengan tangannya. Setiap
menemukan lubang hewan, ayah Sayyidah Aisyah ini menyobek sedikit bajunya, lalu
di sumbatkan di mulut lubang itu. Sampai baju Abu Bakar tersisa hanya cukup
untuk menutupi aurat. Setelah itu, Abu
Bakar menyiapkan tempat
untuk kekasih tercinta. Abu Bakar ratakan dengan rapi. Setelah selesai, orang yang mendapat julukan as-Siddiq ini memanggil Rasulullah saw., “Masuklah
wahai Rasulullah saw.! Sungguh, aku telah menyiapkan tempat untuk mu.” Kemudian
baginda nabi masuk. Lalu salat dua rakaat, sedangkan Abu Bakar menunggu sambil
berjaga-jaga. Pandangan Abu Bakar terfokus ke mulut gua.
Setelah selesai salat, Nabi Muhammad
saw. merabahkan tubuhnya dengan berbantal paha Abu Bakar. Tak lama kemudian
beliau terlelap. Abu Bakar pandangi wajah kekasihnya itu. Terlihat payah dan
letih. Jauhnya perjalanan membekas jelas di wajah mulia Rasulullah saw.. Abu
Bakar tercengang. Betapa nestapa hidup baginda nabi. Ada rasa kasih yang
mengalir dalam hati Abu Bakar. Ingin rasanya apa saja beliau korbankan untuk
Nabi Muhammad saw..
Lalu, Abu Bakar tersadar. Ada sesuatu
yang membuyarkan lamunannya. Abu Bakar merasa ada lubang yang masih belum
sempat ditutup. Dalam lubang itu terlihat ada hewan bergerak-gerak siap
menerkam. Abu Bakar bingung. Mau disumbat dengan apa lubang itu. Abu Bakar sudah
tidak memiliki baju lagi untuk disobek. Baju Abu Bakar tinngal sedikit, hanya
cukup untuk menutupi aurat. Kalau tidak ditutup, Rasulullah bisa dipatuk ular
itu. Idepun muncul. Abu Bakar tutup lubang itu dengan tumitnya. Belum
beberapa lama, ular itu sudah mengamuk. Tumit Abu Bakar disambar-sambar
sehingga merasakan nyeri dan perih. Abu
Bakar tahan. Sahabat terdekat nabi ini tidak mau bergerak. Abu Bakar takut Rasulullah saw. terbangun. Kasihan beliau. Meski sakit begitu menyenagat, Abu Bakar tetap tidak
bergerak. Abu Bakar tahan. Sesekali mata Abu Bakar terpejam
menahan sakit. Ular itu pun tak henti-henti membantai tumit Abu Bakar. Abu
Bakar tetap tidak bergerak. Abu Bskar takut Rasulullah terbangun. Tanpa terasa, air
mata Abu Bakar tumpah. Abu Bakar tidak mampu lagi menahan sakit. Air matanya
pun mengalir deras sehingga menetesi wajah nabi. Nabi Muhammad saw. terbangun. Beliau
mendapati pipi Abu Bakar basah. Beliau pun sedikit cemas, apa yang terjadi. Lalu, nabi menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, “Wahai Abu Bakar, apa
yang terjadi padamu?” Abu Bakar menjawab, “Aku dipatuk ular wahai Rasulullah
saw..” kamudian, Rasulullah saw.
Mencari-cari bekas patukan ular di tumit Abu Bakar. Lalu, meludahinya.
Alhamdulillah, setelah itu, rasa sakit yang menyengat hilang berkat ludah
baginda Nabi Muhmmad saw..
Referensi: Ibnu Asakir, Tarikh Dimsyiq, Juz 30, hal. 80
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda....!