Menyiram Cinta dalam Derasnya Masalah

Seorang suami adalah baju pelindung bagi sang istri tatkala mentari mulai menyengat. Seorang istri adalah selimut malam bagi sang suami tatkala malam mulai menghembuskan taring-taring dinginnya. Mereka berdua putaran waktu yang harus saling melengkapi. Saat salah satu sakit, yang lain membelikan obat. Saat salah satu capek, yang lain menggantikan posisinya. Begitu juga ketika salah satu mereka menceritakan masalah, yang lain adalah sahabat yang setia mendengarkan. Setelah itu, mencoba memecahkannya.

Akan tetapi, menjalani rumah tangga tidak semudah itu. Kadang, terjadi kesenjangan karena mereka mengedepankan ego masing-masing. Ketika seorang istri menceritakan masalah dapur yang masih jauh dari sempurna, sang suami malah membentaknya. Ketika sang suami menceritakan masalah pekerjaan yang belum rampung, sang istri malah ngomel taka da henti. Jika demikian yang terjadi, akan ada hati yang tersakiti.

Untuk itu, mari kita renungkan cerita menakjubkan Rasulullah saw. bersama salah satu istri tercintanya, Ummu Salamah. Suatu ketika, Rasulullah menyuruh para sahabat untuk bertahallul dan mencukur rambut. Namun, para sahabat tidak langsung meuruti perintah Rasulullah saw.. Maka, Rasulullah saw. merasa kesal. Akhirnya, Rasulullah masuk pada Ummu Salamah dengan wajah tidak ceria. Ketika Ummu Salamah melihat wajah nabi, hati Ummu Salamah bertanya-tanya gerangan apa yang menimpa beliau. Ummu Salamah pun bertanya dengan suara lembut. Kemudian, Rasulullah saw. menceritakan masalahnya. Ummu Salamah mendengarkan dengan seksama. Lalu, Ummu Salamah mencoba menenangkan hati nabi. Dengan suara lembut has wanita, Ummu Salamah menampakkan kebijaksanaannya. Ummu Salamah mengusulukan pada Nabi Muhammad saw. agar bangkit dan mencukur rambut. Menurutu Ummu Salamah, ketika para sahabat melihat nabi mencukur rambut, para sahabat akan mengikutinya. Benarlah, ketika para sahabat melihat Rasulullah mencukur rambut, mereka langsung mencukur rambut.

Betapa indahnya kehidupan nabi dengan Ummu Salamah. Mereka sepasang kekasih yang saling mengerti. Setidaknya, ada lima hikmah yang bisa kita petik dari cerita ini.
1.       Suami istri adalah satu jiwa yang harus bahu-membahu memecahkan masalah hidup.
2.       Hendaknya suami-istir memestikan masalah apa yang terjadi ketika pasangannya terlihat sedih.
3.       Suami-istri hendaknya menceritakan masalah kepada pasangannya untuk bersama-sama mencari solusi.
4.       Suami-Istri hendaknya mendengarkan dengan baik dan penuh perhatian ketika pasangannya menceritakan masalah.
5.       Suami-istri tidak egois. Mereka harus menerima usulan pasangannya jika memang dianggap solusi yang tepat.

Alhasil, bagi yang sudah bekeluarga, dengarkanlah curhat istrimu. Jangan biarkan dia menangis karena saat dia bercerita malah kau bentak. Dengarkan, lalu carikan solusi. Jika air mata istrimu menetes, dekaplah dia dalam pelukanmu. Hibur dia. Jangan sampai air matanya menetes lebih deras lagi.

Dengarkanlah curhat suamimu. Jangan biarkan dia kecewa karena saat dia bercerita kau acuh tak peduli. Tenangkan fikirannya dengan suara lembutmu. Kau hembun pagi yang tiada lelah menyapa bumi. Kau curahan hatinya karena kaulah sahabat yang paling dekat.

Dengan demikian, cinta yang ada dalam hati suami-istri akan selalu subur dan berbunga. Sampai nanti, ketika nyawa direnggut mati.

Semuga bermenfaat…!

Referensi: as-Syathiri, Muhammad bin Ahmad bin Umar, Syarh al- Yaqut an-Nafis, hal. 229, Dar al-Minhaj.

1 Comments

Tinggalkan komentar anda....!

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda....!

Previous Post Next Post