Keutamaan Lailatul Qadar

Mungkin tidak asing lagi bagi kita tentang Lailatul Qadar. Bulan mulia dan sering disebut-sebut oleh para da’i. Para Facebooker juga tidak ketinggalan. Mereka update status tentang malam yang hanya ada pada bulan Ramadan ini. Pokoknya, masalah Lailatul Qadar sudah menjadi perbincangan hangat bertaraf Internasional.


Lailautl Qadar adalah malam mulia. Al-Qur’an menyebutkan bahwa Lailatul Qadar ini lebih baik dari seribu bulan. Maksudnya, beribadah pada malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari pada beribadah  seribu bulan yang bukan Lailatul Qadar. Pada malam ini pula takdir dan rezeki ditulis.

Keutamaan malam Lailatul Qadar banyak sekali. Imam ar-Razi dalam tafsirnya, Mafatih al-Ghaib, menjelaskan setidaknya ada empat keutamaan Lailatul Qadar. Pertama, keutamaan beribadah. Sebab, pada malam Lailatul Qadar, pahala ibadah dilipat gandakan. Kedua, turunnya rahmat. Nabi Muhammad saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah swt. menyayangi umatku pada malam ini (Lailatul Qadar) dengan hitungan bulu kambing-kambing Bani Kalb.” Ketiga, pengampunan Tuhan. Hal ini ber-I’timad pada sebuah hadis, “Sesungguhnya Allah swt. mengampuni seluruh muslimin pada malam ini (Lailatul Qadar) kecuali dukun, orang yang bertengkar, pecandu minuman keras dan orang yang selalu berzina. Keempat, Allah swt. memberi syafaat pada Rasulullah saw. pada malam Lailatul Qadar.

Pertanyaannya sekarang, kapankah Lailatul Qadar? mengenai pertanyaan ini penulis juga tidak bisa menjawab. Sebab Allah sendiri tidak menjelskan dengan sejelasnya-jelasnya. Tujuannya, agar orang Islam bersungguh-sungguh mencari Lailatul Qadar sehingga ibadah mereka menjadi panjang. Pahalapun akan terus mengalir. Tentu, faidah disamarkannya Lailatul Qadar kembali pada muslimin sendiri, yaitu banyak beribadah.

Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam kitabnya, Fath al-Bari, bahwa mengenai malam Lailatul Qadar ada 40 puluh lebih pendapat. Namun, yang paling rajih (unggul) adalah pendapat yang mengatakan bahwa Lailatul Qadar terdapat pada salah satu tanggal ganjil sepuluh malam terakhir bulan Ramadan (malam 21, 23, 25, 27, 29 Ramadan). Pendapat ini juga diungkapkan oleh Sayyid Alwi al-Maliki dalam kitabnya, Fathu al-Qarib Ala at-Tahdzibi wa at-Targhib. Beliau mengatakan bahwa Lailatul Qadar tidak tertentu pada malam tanggal tertentu. Akan tetapi, yang paling diharapkan adalah pada tanggal ganjil sepululuh malam terakhir pada bulan Ramadan.

Walhasil, malam Lailatul Qadar penuh misteri. Datangnya tidak diketahui secara pasti. Oleh karena itu, mari kita banyak beribadah pada sisa bulan Ramadan ini. Sebab, beribadah pada malam Lailatul Qadar sungguh dahsyat. Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, malam ampunan, malam rahmat, malam dilipatgandakannya amal baik, malam dimaafkannya dosa, malam dikabulkannya doa, dan malam ditentukannya nasib. Jika kita beribadah pada malam  ini, kita termasuk orang beruntung. Tentu, apa yang kita harapkan akan kita dapatkan.

Semuga sekses……!

Catatan Akhir:
·         Al-Maliki, Sayyid Alwi bin Sayyid al-Abbas, Fathu al-Qarib Ala at-Tahdzibi wa at-Targhib, Hai’ah as-Shofwah.
·         Al-Asqalani, Abul-Fadl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Hajr, Fath al-Bari, Juz 4, hal 262, Dar al-Fikr.
·         Ar-Razi, Muhammad bin Umar bin Husain, Mafah al-Ghaib, Dar Ihyak at-Turats al-Arabi.
·         At-Tabari, Abu Jakfar bin Jarir, Jami al-Bayan, Juz 24, hal 542, Dar Hijr.
·         Ad-Dibaj Ala Muslim, Juz 3, hal 253.


Post a Comment

Tinggalkan komentar anda....!

Previous Post Next Post