Sumber foto: https://beritagar.id |
Di sebuah desa
tinggallah seorang laki-laki yang rajin beribadah. Dia menjadi panutan bagi
masyarakat. Dia juga menjadi tempat curhat jika masyarakat tertimpa masalah
hidup.
Suatu hari,
bencana besar menimpa desa itu. Seluruh desat terkena banjir luar biasa
besarnya. Penduduk tidak ada yang bisa selamat kecuali ada bantuan dari
kerabat.
Dalam kejadian
itu, masyarakat saling bantu untuk menyelamatkan tetangganya. Mereka juga
mencoba menyelamatkan laki-laki yang rajin ibadah itu. Laki-laki itu tidak mau.
Dia hanya mau bantuan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
“Tidak. Allah akan
menyelamatkanku. Pergilah kalian!” Mereka pun pergi.
Tak lama kemudian,
ada lagi rombongan yang mendatangi rumah si laki-laki. Mereka menawarkan bantuan. Laki-laki
itu tetap tidak mau. Dia mengucapkan seperti apa yang diucapkan pada rombongan
pertama.
Rombongan terakhir
datang. Menawarkan bantuan lagi. “Naiklah bersama kami! Jika tidak, engkau akan
tenggelam,” kata mereka.
Laki-laki itu
tidak mau. Dia hanya menginginkan bantaun dari Allah.
Setelah banjir
hilang, berbondong-bondonglah masyarakat mendatangi desa itu. Mereka kaget.
Mereka menemukan tubuh laki-laki yang rajin beribadah itu sudah tidak bernyawa.
Masyarakat ramai.
Mereka saling berkomentar. Mereka juga semakin tidak yakin pada Allah. Mereka hampir
murtad.
“Di mana Alla?
Kenapa Allah tidak menyelamatkan hambanya?” kata salah satu mereka.
Lalu datanglah
anak muda yang pintar agama. Maysarakat pun berhenti berdebat.
“Siapa yang bilang
Allah tidak menyelamatkan laki-laki rajin beribadah itu? Allah menyelamatkannya
tiga kali. Allah mengirimkan tiga kelompok orang untuk menyelamatkanya. Akan
tetapi dia tidak mau bantuan mereka,” kata pemuda.
“Allah tidak akan
membantu kita dengan mukjizat. Allah pasti menjadikan sebab dalam
setiap peristiwa. Manusia harus berusaha keras mendapatkan sebab itu agar
mendapatkan pertolongan Allah,” lanjutnya.
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda....!