Diantara
kesunahan pada hari ‘Asyura adalah melapangkan nafkah dan menambahi uang
belanja untuk keluarga. Dalam banyak hadis dijelaskan bahwa orang yang melapangkan
nafkah untuk keluarganya maka Allah akan melapangkan rezekinya pada hari-hari
berikutnya sampai sempurna satu tahun. Rasulullah bersabda,
"مَنْ
وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ فِى يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ
السَّنَةَ كُلَّهَا" رواه الطبرانى والبيهقى وأبو الشيخ
“Barang
siapa yang melapangkan nafkah pada keluarganya pada hari ‘Asyura maka Allah
akan melapangkan rizeqinya selama satu tahun.” (HR. Thbarani, Baihaqi, Abu Syaikh)
Sabda
Rasulullah ini sunguh mujarrab
dan terbukti. Sudah banyak para ulama yang mencobanya, ternyata benar adanya.
Seperti yang dikatakan oleh Sahabat Jabir, “Kita mencobanya maka benarlah
seperti itu.
Ibnu
‘Uyaynah juga mengakatan, “Kita sudah mencobanya selama 50 atau 60 tahun.[2]”
Hal senada juga disampaikan oleh Sufyan ats-Tsauri, Abu Zubair, dan Imam
Syu’bah.
Lalu,
siapa sajakah yang dimaksud keluarga (عِيَالِهِ) dalam hadis di ataas. Menurut Syaikh
Waliyuddin at-Tibrizi, yang dimaksud keluarga di sini adalah keluarga yang
masih wajib dinafkahi[3].
Adapun
menurut ulama al-Azhar, arti keluarga dalam hadis di atas adalah keluarga Allah
(‘Iyâl Allah).
Mereka adalah orang-orang fakir[4]. Dengan demikian, kesunahan melapangkan
nafkah tidak hanya untuk keluarga yang wajib kita nafkahi, tapi juga
orang-orang yang membutuhkan, seperti orang fakir atau anak yatim.
Di
samping itu, memang ada hadis lain yang menegaskan betapa agungnya pahala orang
yang membantu orang-orang lemah. Rasulullah bersabda,
وَالسَّاعِي
عَلَى الْيَتِيْمِ وَالْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِيْنِ كَاْلمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ
اللهِ وَالصَّائِمِ الْقَائِمِ لَا يَفْتُرُ. رواه أبو يعلي والطبراني في الأوسط
“Orang
yang mengurus (bantuan) untuk anak yatim, janda tua dan orang miskin, adalah
seperti orang berjihad di jalan Allah dan seperti orang yang berpuasa nan
bangun ibadah malam hari tanpa setengah hati” (HR. Abu Ya’la dan al-Thabrani)
Alakullihal, Muharram adalah bulan mulia. Ada
banyak amalan yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan banyak pahala. Puasa
A’syura bisa melebur dosa. Puasa Tasu’a agar kita tidak sama dengan orang-orang
Yahudi. Melapangkan nafkah untuk keluarga dan bersedekah kepada anak Yatim,
fakir-miskin, serta orang-orang yang membutuhkan dapat melapangkan rizeqi kita
sampai Muharram berikutnya. Semoga kita bisa mengamalkannya. Amin!
Sebelumnya <<<<<<<
Foto : http://pontianak.tribunnews.com
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda....!