Suatu ketika, ada seorang
ulama berjalan di sebuah jalan. Ulama tersebut melangkah santai. Berbaju layaknya
ulama. Beliau pun terlihat seperti ulama besar. Seketika, ada seorang petani
mendatangi beliau. Lalu, menyapa beliau.
“Wahai Syaikh !” kata si
petani.
Sayikh berhenti. Dan menjawab
sapanya, “Iya”.
Si petani menyodorkan
sebuah kertas. Dan meminta pada ulama tersebut untuk membacanya.
“Syaikh, tolong bacakan
kertas ini untukku !”
Ulama tersebut mengambil
kertas itu. Lalu mencoba membacanya. Akan tetapi, ulama tersebut bingung dan
tidak bisa membaca tulisan yang ada di kertas itu. Karena tulisannya hanya
berupa coretan-coretan layaknya coretan dukun.
“Anakku, ini kertasmu ambil
! Aku tidak bisa membaca tulisannya,” kata Ulama.
Si petani jengkel dan
sebel. Kok bisa ulama tidak bisa membaca.
“Gimana sih, pakaiannya
seperti ulama, gayanya juga gaya ulama, pakek sorban pula, tapi tidak bisa baca.”
Mendengar perkataan petani,
ulama tersebut menjawab santai, “Anakku, kalau begitu, ambil saja sorbanku ini,
lalu bacalah tulisan itu !”
Ulama itu mengajari si
petani, bahwa standar tahu dan tidak tahu itu bukan pakaian.
Disarikan
dari Kitab as-Sholah Ibadah Wa Asrar, karya Dr. Umar Abdul Kafi
Sumber Foto : www.inspiradata.com
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda....!