Indonesia memang tidak berdasar agama, tapi Pancasila tidak bertentangan dengan agama.
Indonesia memang tidak memakai hukum syariat, tapi umat Islam bebas menjalankan syariat.
Sungguh, itu nikmat dari yang sang pemberi rahmat.
Idealnya, sebuah negara memang berasas Islam. Sebagaimana Madinah yang dibangun Rasulullah.
Kalau lihat sejarah, ulama Indonesia pernah mencoba untuk menjadikan Islam sebagai asas. Syariat menjadi undang-undang negara. Tujuh kata dalam Pancasila itu buktinya. Tapi, tujuh kata itu dibuang karena non muslim tidak setuju.
Ulama mengalah, tapi bukan kalah. Sebab ada maslahah rajihah. Maslahah itu pun bisa dirasakan generasi selanjutnya. Indonesia bersatu, aman tanpa perang. Para Da'i pun bebas berdakwah ke daerah minoritas muslim. Seperti Papua dan seterusnya.
Benarlah, kata seseorang, yang penting aman dulu. Sebab, kalau tidak aman, bagaimana agama bisa dijalankan?
Kata KH. Marzuqi Mustamar, Pancasila sudah terbukti bisa membuat tentram. Ajaran dan amaliah bebas dijalankan.
Kata Habib Ali Al-Jufri, Al-Insaniyah Qobla at-Tadayyun. Kemanusiaan sebelum Beragama. Ingat ya, bukan 'agama' tapi 'beragama'.
Pendapatnya itu beliau landaskan pada sebuah hadis Imam Ahmad. Dalam hadis itu, ketika Rasulullah ditanya tentang risalah, beliau menjawab: engkau harus silatuurahim, tidak mengalirkan darah, mengamankan jalan, berhala diribohkan, Allah yang Mahaesa dituhankan.
Dalam hadis di atas, pertama kali yang disebut adalah silaturrahim. Hubungan keluarga. Ini diartikan aman dalam masyarakat.
Kedua, Rasulullah menyebut 'tidak boleh mebgalirkan darah'. Ini diartikan amannya kehidupan.
Ketiga, Rasulullah menyebut 'mengamankan jalan'. Ini diartikan aman secara umum.
Baru setelah itu, Rasulullah menyebut 'berhala dihancurkan' dan 'menyembah Allah dan tidak menyekutukannya'.
Artinya, aman dahulu kalau memang ingin agama bisa dijalankan.
Meski demikian, Pancasila tetaplah bukan agama dan tidak menggantikan agama. Islam tetap harus didakwahkan dan diperjuangkan. Sampai meneguk kejayaan.
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda....!