Kanan, Niza Nurmalasari |
FLP Surabaya memiliki tiga pilar; keislaman,
kepenulisan, dan kedisiplinan. Karenanya, FLP Surabaya tidak hanya memiliki
agenda belajar tulis-menulis, tapi juga acara keislaman. Seminar misalnya.
Islami memang cirikhas FLP secara umum. Dalam slogan yang biasa dikumandangkan
anggota FLP adalah dakwah bil qolam. Dakwah dengan pena.
Kali ini, FLP mengadakan acara keislaman “Main
Ke Masjid”, Minggu (29/05/17). Acara ini bentuk sinergi antar gerakan dakwah,
seperti RISMA, PANKMUSLIM, One Day One Juz, dan seterusnya. Tujuan acara yang
berlokasi di Masjid Al-Falah Surabaya ini adalah untuk mendekatkan anak muda
pada masjid. Sebab, selama ini, masjid terkesan hanya dipenuhi orang yang sudah
tua-tua. Anak mudanya tidak. Padahal, pada zaman Rasulullah, masjid menjadi
tempat berbagai pergerakan untuk semua lapisan. Termasuk bagi anak muda.
Hadir sebagai pembicara adalah Ust. Raditya
Abdurrahman dan Niza Nurmalasari. Niza adalah mantan Vokalis Band Death Metal.
Sekarang sudah menjadi muslimah yang berhijab sempurna. Niza diminta untuk
berbagi bagaimana proses hijrahnya. Dari dunia gelap menuju dunia yang sangat
islami. Kebetulan tema acara kali ini adalah ‘hijrah’. Menjadikan bulan suci
Ramadan sebagai titik balik dalam sebuah perubahan.
Dalam ceritanya, Niza kenal dunia Band Metal
dari kakaknya. Niza suka. Lalu menekuninya sampai menjadi vokalis terkenal. Niza
tampil dari panggung ke panggung. Mencurahkan semua bakatnya. Pada suatu hari,
Niza berpikir mau jadi apa besok jika seperti itu terus. Bagaimana kalau
meninggal dunia waktu teriak-teriak di panggung? Ada keresahan di hati Niza. Ada
sesuatu yang mengganjal di hatinya.
Dari situlah, hijrah Niza dimulai. Dari sebuah
angan-angan, mau jadi apa besok? Bagaiamana jika mati? Benarlah kata Syaikh
al-Laffaf, orang yang ingat mati akan mendapatkan tiga kemulian: cepat
bertaubat, hati yang qona’ah (lapang), dan giat ibadah.
Singkat cerita, Niza mulai menghadiri kajian
keislaman. Indah dan nyaman rasanya. Ada kepuasan di hatinya. Rasa nyaman itu
tak pernah ia rasakan sebelumnya. Dia mulai hijrah. Mulai berhijab, meski
kostum Band Metal masih dia pakai. Dan, pada episode selanjutnya, dia
benar-benar berhijab sempurna. Dunia yang dulu dia tekuni, dia tinggalkan
sepenuhnya.
Apakah tidak berat meninggalkan dunia yang
sudah lama menjadi rutinitas sehari-hari? Berat. Tapi keinginan memang butuh
pengorbanan. Bahkan, keinginan kadang harus mengorbankan keinginan yang lain.
Hanya satu yang membuat Niza kuat, bahwa jika kita meninggalkan seusutu demi
kebaikan, Allah akan mengganti sesuatu itu dengan hal yang lebih baik.
“Berat banget. Tapi kata teman saya, jika kita
meninggalkan sesuatu untuk kebaikan, maka Allah akan mengganti sesuatu itu
dengan sesuatu yang lebih baik,” kurang lebih begitulah jawaban Niza ketika
ditanya berat tidaknya meninggalkan dunia lama.
Ternyata, hijrah itu butuh kekuatan. Saat Niza
memilih hijrah, banyak teman-temannya yang mencibirnya, mencelanya, dan
mencacinya. Kadang, celaan itu begitu tajam sampai membuat hati terluka. Terpaksa,
Niza menutup diri. Mencoba meninggalkan mereka.
Mengenai keputusan Niza ini, Ust. Raditya
Abdurrahman membenarkan. Bagi orang yang baru hijrah, memang seharunya menutup
diri dari dunia yang dulu. Jika tidak, bisa jadi proses hijrah bisa terhambat. Sebab,
hati masih bleum stabil. Hati butuh proses untuk meninggalkan seusutu yang
pernah lekat dengannya. Baru setelah hati tangguh, dipersilahkan untuk terbuka
lagi. Bukan untuk kembali, tapi untuk menjemput teman-temannya yang masih belum
hijrah. Dengan kata lain, berdakwah.
Sampai saat ini, Niza terus berusaha istikamah dalam
jalan hijrahnya. Tidak bengkok lagi. Tidak kembali lagi. Niza mengaku tidak
punya tips khusus dalam istikamah ini. Yang dia kenal hanya satu; berusaha. Ya,
berusaha tetap istikamah.
“Tidak ada tips khusus untuk istikamah. Yang jelas,
sampai sekarang saya terus berusaha,” kata Niza saat ditanya mengenai cara
istikamah.
Acara “Main Ke Masjid” volume satu ini selesai
sekitar jam 10.30 –an. Para peserta yang bertanya, mendapat bingkisan istimewa
dari FLP Surabaya, yaitu buku-buku karangan anggota FLP Surabaya. Mereka tersenyum
sumringah bahagia. Ada titik hijrah di wajah mereka. Semoga !
#Niza #Nizanurmalasari #FLP #Literasi
#Niza #Nizanurmalasari #FLP #Literasi
Post a Comment
Tinggalkan komentar anda....!