Petani yang Tak Kunjung Kaya


Kisah Inspiratif  |  Siang itu, panas begitu menyengat. Namun, sang petani tak mengurungkan niatnya untuk terus mencangkul di sawah kesayangannya. Panas terus marajalela, sang petani seakan tak merasakan kekejamannya. Dia terus bekerja dan bekerja.
Tanpa terasa, lelah mulai datang menggerogoti. Sang petani berhenti sejenak, menyeka peluh yang mengalir deras di wajahnya. Dia melihat sekeliling. Pohon-pohon seakan menertawainya. Entah kenapa mereka tertawa. Padahal, pak petani belum pernah menggaggu mereka. Malah pak petani merawat mereka agar bumi ini menghijau. Atau mungkin hanya perasaan pak petani saja. Biarlah.
Di tengah hujaman panas itu, pak petani merasa ada yang tidak adil di dunia ini. Bagaimana tidak, dirinya yang banting tulang dari pagi sampai siang tetap tidak punya uang, sedangkan tetangganya yang  tidak pekerja seperti dirinya menjadi orang kaya. Sungguh ada yang tidak adil. “Allah tak adil.” Ucapnya lirih yang hanya didengar diri sendiri.
Tak selang beberapa lama, pak petani melangkah ke pinggir sawah. Dia ingin istirahat karena mentari benar-benar ada di puncaknya. Dia melangkah menuju pohon beringin yang berdiri tegak. Dia bisa beristirahat di bawah pohon rindang itu. Sesampainya di bawah pohon, tanpa sengaja, mata laki-laki paruh baya itu memandang buah lawu. Buah yang berukuran besar, tapi batang pohonnya begitu kecil. Sejenak kemudian, pak petani mendongakkan kepala. Dia mendapati buah pohon beringin yang sangat kecil. Padahal, pohon beringin begitu besar. “Allah benar tak adil. Pohon lawu yang kecil itu dieberi buah besar. Pohon beringin yang besar ini malah diberi buah yang kecil. Seharusnya, jika pohonnya kecil buahnya juga kecil, kalau pohonnya besar buahnya juga besar.” Kata pak petani seakan perotes. Setelah itu, dia duduk menyandar pada pohon beringin. Menikmati kesejukan semilir angin yang membelai-belai tubuhnya.
Tak selang beberapa lama, mata pak tani terpejam. Dia terlelap. Seketika buah beringin jatuh dan mengenai wajahnya. Dia terhenyak. “Oh, sungguh tuhan sangat adil. Andai, buah beringin besar seperti lawu, tentu mukaku sudah bonyok.” Seketika mulut pak tani berceloteh. Seakan dia sadar bahawa Allah swt. menciptakan sesuatu tak ada yang sia-sia.
****
Kesedihan atau kekurangan apapun yang ada dalam diri kita, kita harus menerimanya dengan lapang dada. Karena di dalam kesedihan atau kekurangan itu pasti ada hal yang sangat berharga belum kita pahami. Seperti yang terjadi pada pohon beringin. Sungguh kekurangan yang begitu kentara jika tubuhnya besar tapi buahnya kecil. Seharusnya, beringin berbuah besar karena tubuhnya sangat kuat. Ternyata tidak. Buah bringin kecil-kecil. Sebab, kalau buahnya besar sangat berbahaya pada orang-orang yang berteduh di bawahnya. Beda dengan lawu, meski buahnya besar dia tidak menolong orang-orang yang keletihan utnuk berteduh di bawahnya. Dia hanya bisa membantu dengan buah besarnya.
Menakjubkan.....

Setiap ciptaan tuhan pasti ada menfaatnya. 

Post a Comment

Tinggalkan komentar anda....!

Previous Post Next Post